28 Maret, 2009



Dear kids,
What do you think

a family is?


A family is the proverbial egg
that we were hatched from




It means to share,
to love, honor, and obey




A strong bond that should be maintained
and nurtured by each member
whose name always has a story



A family means your loved ones
who first come to soothe you
when you are sad and weep,
and to smile with you
when you are happy




It means the people
who first come to help you cope with pains
and heal your hurts




They are many things with endless words
and whose love is always near




They don't care what you look like
but support each other, and always care,
bare with and try to understand
and accept your little rudeness,
impoliteness, anger, and hateful things




When you go astray
a family will try to find you
and take you back
to the bond.




And despite your faults
your family will always put up with you,
open their arms for you
and show you what to do
to mend your mistakes




When one of you is out of sight,
the rest of the family will miss you a lot
and feel that something is missing




'Though we are not perfect persons
I can love my family
for as long as can be,
for what they are
and who they are





Our nature and nurturing
comes from our family.

Our past holds the key
to our future

If we do not learn and face
where we come from,
we will have difficulty understanding
our present and future
.

Thank you for keeping
the tie of this family strong









Where are you now?




When friendships undergo a test
It's often found old friends are best



Old photos mean a lot to me. Although the colours have faded, got blurred, unclear or even destroyed on some parts, they become more and more precious, from year to year.

They help me hold my dear friends and acquaintances dear to my heart.
I let them tell by themselves about things we had, happy moments to recall, and occasions that would never happen the same way again. Our togetherness are so unforgettable.

Where are you, guys, now?
I've missed you.

I pray that sooner or later you may happen to find this blog and write to me so that we can still get in touch again.




IKIP Teaching Practice



(left to right): me, Lina, Sudiono, Azmir,
Prilly, and a dear student


teaching practice with the teachers at
Gambir



Komala
How are you doing?




If you still remember the little girl..
She is Gina, now she is a mother
of two lovely daughters


Yuli's birthday


"Metta Day"



Brow may wrinkle, hair grow gray,
Friendship never knows decay.



Ernie and I-- on a picnic



Mrs. Marie Gerits
(a member of The Classics' mother
in Holland. One of The Classic's songs
well-known in Indonesia is
"I'm Gonna Lose You")



Teman SD Mardi Yuana


The best of friends, 1967
worth more than gold



Siu Mei, Eva, Mei Lan
1970



Pamela,
my Advent English course instructor






Pam, Ching Lian and Patricia



Daisy, Vera, Susi,
Friends @ KMBJ



memories are made of this



Luna



Swatna

on a Vesakh commemoration



Aida & Swat



Bogasari Baking Class Participants


Udah pada buka Bakery nih yee?


(Biar burem, membantu mengingat kembali peristiwa-peristiwa manis yang sudah lalu. Semakin buram, semakin berharga dan besar artinya)

Semoga teman-teman dan kerabat yang ada di foto-foto jadoel ini suatu saat mengunjungi blog saya dan kita dapat menyambung kembali pertemanan dan persahabatan yang sudah lama terputus.







Kue Moci
(Japanese Rice Cake)



Mom and Nila
offering you some Taiwanese Mochis


Kalau mendengar nama moci tentunya kita teringat akan kue moci Sukabumi atau bahkan moci-nya Doraemon...

Kue mungil yang dibuat oleh orang Jepang ini pada dasarnya mirip "Klepon" atau "Kue Bugis" karena memang bahan dasarnya adalah tepung ketan. Hanya saja Moci Jepang atau Taiwan dibuat lebih bervariasi, baik bentuk, warna dan isi (filling).

Mengingat sejarah Taiwan yang pernah dijajah Jepang, Moci menjadi penganan yang masih tetap populer di pulau kecil yang juga disebut pulau Formosa ini (lihat foto, itu moci Taiwan)

Saya perhatikan, di Jepang kue moci bisa beragam ukurannya, bahkan ada yang sampai sebesar kue serabi kita. Tapi di Taiwan, saya melihat moci rata-rata hanya kecil saja, dan paling besar sebesar bola bekel... hehehe... Permukaan moci juga berbagai macam, sama seperti di Jepang, bukan hanya berbalut tepung tapi ada yang berbalut kacang, kelapa sangan yang diberi aroma dan warna, atau juga wijen putih maupun hitam. Aromanya pun demikian bervariasi, menjadikan moci kue yang super populer bagi semua golongan, besar-kecil, tua-muda, pria-wanita, tidak pernah "ketinggalan jaman", tetap disukai dan dikonsumsi baik oleh orang tradisional maupun yang modern.

Menarik sekali! Begitu menariknya, indah dan imutnya kue-kue moci mungil itu hingga seringkali saya tidak tega memakannya karena kecantikan dan kemolekannya akan segera lumat di mulut, tanpa bentuk... !!

Pada saat tahun baru, orang Jepang menjadikan hari itu meriah dengan perayaan kue moci. Mereka membuat dekorasi moci yang disebut Kagami Mochi.
Bahkan ada upacara tradisional kue moci yang disebut mochitsuki.

Begitu populernya moci, baik di Jepang maupun di Taiwan, es krim pun dibuat sebagai filling (isi/unti) moci !! Di Jepang, kue moci berisi es krim ini dibuat oleh konglomerat LOTTE.

Saya dengar, selain di Taiwan, moci juga sangat populer di Hawaii. Mungkin karena latar belakang Hawaii yang juga pernah menjadi tempat para imigran Jepang. Dari situlah mungkin kuliner Jepang termasuk moci ini menjadi amat dikenal bahkan dikembangkan oleh penduduk Hawaii.
Resep di bawah ini adalah resep pemberian seorang netfriend Jepang saya:


Kue Mochi Jepang

Bahan Biang:
1 sdm tepung sagu
2 sdm air
Aduk di atas api sampai mengental

Bahan kulit:
200 gr tepung ketan (sebaiknya yang baru ditumbuk)
175 ml air
garam sesuai selera

Rebus:
75 gr gula pasir campur yang dicampur dengan 25 ml air dan bubuhi sedikit vanili.

Bahan isi/filling:
100 gr kacang tanah, sangan
Gula putih atau gula merah, sesuai selera
Garam, sesuai selera

Bahan taburan:
(Pilihan bisa bermacam-macam, sesuai selera. Bisa:
1. Tepung tapioka
2. Biji wijen yang telah disangan, atau
3. Kacang tanah yang sudah disangan lalu ditumbuk kasar
4. dll, sesuai selera

Cara membuat:

Kulit:
1. Campur bahan biang ke dalam tepung ketan. Masukkan pula garam. Aduk rata.

2. Tuangi adonan dengan air dan air gula bergantian, sedikit-sedikit sambil diuleni dnegan tangan.

3. Uleni terus hingga adonan kalis di tangan dan dapat dibentuk.

4. Adonan dibagi dua atau tiga sesuai selera. Yang satu biarkan putih, yang lain beri warna.

5. Ambil adonan sebanyak yang diinginkan untuk besar kue. Pipihkan, lalu isi dengan bahan isi. Tutup kembali dan bentuk bulat. Kerjakan hingga adonan putih dan warna lain habis.

6. Rebus air hingga mendidih. Masukkan bulatan-bulatan adonan dan biarkan mengapung. Angkat lalu celupkan ke dalam air dingin matang. Angkat dan tiriskan. Gulingkan ke dalam tepung tapioka atau pilihan taburan lainnya.

Hidangkan moci dengan teh atau kopi hangat.






Kue Sagu Keju







Kue imut-imut... Pembuatan tidak terlalu repot. Rasa gurihnya membuat kue ini cocok untuk dihidangkan di akhir minggu, saat anak-anak sedang libur dan "ngemil" ketika main game atau nonton TV (kebiasaan burukkkkk).


Bahan:

Bahan:
125 gr. margarin
100 gr. mentega tawar
125 gr. gula bubuk
3 butir kuning telur
100 gr. keju Edam parut
50 gr. keju Cheddar parut

Campur:
300 gr. tepung sagu
100 gr. tepung maizena
100 g tepung terigu

Sedikit margarin untuk memulas loyang

Cara membuatnya:

1. Kocok margarin, mentega dan gula hingga halus. Tambahkan telur satu per satu sambil terus dikocok rata.

2. Masukkan keju parut, aduk rata. Lalu tambahkan sedikit-sedikit campuran tepung sagu, maizena, dan terigu. Aduk rata. Istirahatkan sebentar.

3. Siapkan contong kue, lalu gunting bagian ujungnya. Masukkan cetakan sesuai selera (tapi yang bergerigi). Setelah cetakan terpasang, masukkan adonan ke dalam contong kue. Adonan agak sedikit liat karena itu pilih semprotan yang agak besar.

4. Semprotkan ke atas loyang datar berpulas margarin. Beri sedikit jarak dari satu kue ke kue lain. Taburi keju parut.

5. Panggang dalam oven dengan panas 170 C selama 25-30 menit hingga kuning dan kering.

6. Setelah matang dinginkan di rak berjeruji agar keringnya sempurna, baru tata di dalam ples atau wadah yang rapat.




27 Maret, 2009



Soto Ayam






Aroma Soto klasik selalu membangkitkan selera makan. Bahkan selera makan anak-anak. Hidangan yang sarat rempah dan gizi ini paling enak dimakan dengan nasi hangat.

Suatu kali saya kedatangan seorang netfriend dari Perancis. Biasanya makanan Indonesia tidak begitu memenuhi seleranya. Tetapi ketika ia mencoba semangkuk Soto Ayam, kepalanya manggut-manggut, dan sambil membelalakkan matanya, ia memperlihatkan ekspresi wajah senang, ia mengatakan, "This is the best 'soup' I've ever had!"

Lalu dia menanyakan apa saja ingredients-nya dan bagaimana cara pembuatannya.
Katanya, "Oh too complicated, I won't be able to prepare it".

Iya-lah!! Sesederhana-sederhananya masakan Indonesia, tidak akan sesederhana masakan mereka yang sebagian besar berupa stew, soup atau casserole ringan-ringan saja. Paling-paling sup dengan krim yang sedikit merepotkan, tetapi tidak serepot menyiapkan santan.

"I wish we had fresh coconut milk", katanya.
Mungkin yang tersedia di negaranya kebanyakan santan kemasan, yang kesegarannya dan aromanya tentu tidak sama dengan santan yang langsung kita peras dari kelapa.


Bahan:
2 buah dada ayam tanpa kulit. Rebus dengan:
2 liter air

3 gelas santan dari 1 buah kelapa tua.

200 gr. toge, bersihkan. Blansir, bagi yang tidak suka toge segar.
150 gr. soun cina, seduh, tiriskan lalu potong-potong
3 butir telur, rebus, potong-potong
2 buah kentang, potong-potong lalu iris tipis. Goreng hingga kering, lalu tiriskan.

Bahan haluskan:
5 siung bawang putih
3 cm kunyit, sangan, panggang atau bakar hingga agak layu
5 butir kemiri, sangan.
1 potong jahe
Lada, sesuai selera, sangan.
Garam

4 batang serai, memarkan
4 lembar daun jeruk purut.
3 batang daun bawang, ambil bagian yang putih, iris kasar.
Minyak goreng untuk menumis.

Untuk Tabur:
1 sdm seledri cincang
1/2 sdm bawang putih goreng
1 sdm bwang merah goreng

Pelengkap:
Sambal rawit
Kecap manis
Jeruk limau

Cara membuatnya:
1. Didihkan air lalu masukkan dada ayam. Biarkan matang lalu angkat, tiriskan. Suwir-suwir. Sisihkan.

2. Tumis bumbu halus, serai, daun purut, daun bawang (bagian putihnya) hingga harum.

3. Masukkan ke dalam air bekas rebusan ayam. Didihkan kembali. Masukkan santan, aduk rata dan biarkan mendidih sambil ditimba-timba agar santan tidak pecah.

4. Tempatkan pada wadah berturut-turut: soun, toge, kentang, telur rebus, suwiran ayam, sledri cincang.

5. Siram dengan kuah soto panas hingga toge layu. Perasi air jeruk limau, taburi bawang goreng dan bawang putih goreng.











Like a beautiful brightly colored flower

without fragrance


is the well-spoken word without action.


(The Dhammapada 4)







26 Maret, 2009




Little Tokyo,
Los Angeles, CA




Terletak di Los Angeles, California Selatan, Little Tokyo merupakan daerah etnis Amerika-Jepang. Orang sering menyebutnya "Lil' Tokyo".

Hotel tempat saya bermalam, Miyako, sangat strategis, yaitu tepat di pusat Little Tokyo. Para petugas hotel juga sangat ramah. Great hotel!






Kebetulan letaknya berdampingan dengan Japanese Village Plaza, sebuah tempat rekreasi yang tidak terlalu besar namun nyaman. Breakfast, shopping, lunch dll. Tempat ini sangat bersih, penduduk ataupun para pedagang di Japanese Village Plaza ini amat ramah dan sudah fasih berbahasa Inggris karena banyak dari mereka yang memang sudah turun-temurun berdiam di sana. Tapi ciri khas Jepang masih sangat kental, misalnya membungkuk bila memberi salam atau mengucapkan terimakasih, terutama bila mereka adalah orang-orang yang sudah lanjut usia. Restoran atau warung-warung makan masih sangat khas Jepang, namun cafe sudah bergaya Amerika termasuk jenis makanannya.




Sekitar 30 ribu orang Jepang tinggal di sini. Menurut sejarah, tempat ini bagai magnet bagi imigran Jepang ke Amerika hingga tahun 1924 sebelum berlakunya undang-undang tentang penghentian migrasi.

Pembangunan dimulai tahun 1942. Tahun 1970 area ini dibangun kembali, dan muncullah plaza, pusat perbelanjaan modern dsb. menggantikan gaya tradisional.

Saya tidak begitu suka belanja souvenir di sini karena harga-harganya amat mahal, namun barang-barang yang dijual, yang sangat Japanese ini tidak ditemukan di tempat lain di seluruh California... :(( maka tidak heran, turis tetap saja belanja.

Kehidupan religius penduduk Little Tokyo masih cukup dominan, seperti adanya beberapa kuil Shinto dan Buddha. Salah satunya adalah Kuil Buddha Koyasan yang terletak persis di background hotel Miyako.




Beberapa dari penduduk disini sudah berubah agama, dari Shinto atau Buddha menjadi Katholik atau Protestan. Tapi sesuai keterangan mereka, tetap saja mereka mengikuti festival-festival tradisional (Matsuri). Kita tahu, Jepang mungkin negara paling banyak mengadakan festival atau Matsuri. Dan festival itu kebanyakan berhubungan dengan keperccayaan tradisionalnya.






Temple yang asri


Mom
menikmati keheningan dan
keindahan Buddhist temple
di salah satu area di Little Tokyo


Foto bersama my precious Romanian netfriends
yang janji jumpa di Little Tokyo,
Vali dan Otilia, serta my dear niece Ika.
Vali dan Otilia hijrah ke New Jersey
dari Romania beberapa tahun lalu.








Waktu Kamu Kecil, Na






Paling sering main "dokter-dokteran"
dengan Wirya.

Kalian membedah boneka
dan mengeluarkan dekron atau kain-kain perca
yang ada di dalam boneka itu.

Suara celotehmu yang lucu
mengatakan,
"Nana jadi dokter hewan"

Lalu katamu, isi di dalam boneka yang dibedah
adalah darah atau dagingnya.

Mama tersenyum pahit
karena boneka-boneka itu kemudian rusak.

Setelah di bangku TK dan SD,
kamu suka anjing dan kucing,
lalu mengatakan bahwa kamu
bercita-cita menjadi dokter hewan.

Ternyata kamu cuma suka
akan lucunya anjing dan kucing,
suka merawat puppies Daichi dan Bella,
tapi kamu berteriak dan berjingkat lari
bila ada nyamuk menghampiri.

Bahkan terhadap serangga kecil pun,
kamu takut!

How would you be a vet?









You're My Best Friend







You placed gold on my finger
You brought love like I've never known
You gave life to our children
And to me a reason to go on.




You're my bread when I'm hungry
You're my shelter from troubled winds
You're my anchor in life's ocean
But most of all
You're my best friend




When I need hope and inspiration
You're always strong when I'm tired and weak
I could search the whole world over
You'd still be everything that I need





(Don Williams)