Hans Christian Andersen
Beberapa waktu lalu saya dan keluarga berkesempatan mengunjungi Solvang, "Little Denmark" di Santa Barbara, California, untuk kedua kalinya. Tidak banyak yang berubah, hanya musim ketika saya berkunjung pertama kali tahun 2005, berbeda dengan musim ketika berkunjung hampir dua bulan yang lalu, April 2009.Kalau pada tahun 2005 saya dan keluarga datang mendekati musim gugur, dan pemandangan yang terlihat hanya tumbuh-tumbuhan yang kehilangan banyak daun dan bunganya maka yang terakhir ini kami datang musim semi. Pas.... aneka bunga indah sedang "full-bloom", mengundang rasa untuk mengabadikan suasana tersebut di berbagai lokasi.Selain itu, kunjungan kami ke Solvang ini tidak dalam rangka "organized tour" seperti yang sebelumnya, yang terasa begitu "diburu-buru" oleh tour leadernya. Kali ini kami pergi sendiri dengan Ika, my niece, yang dengan "smart"nya membawa kami kesini, padahal Ika sendiri, katanya, belum pernah berkunjung ke sini! (walaupun sudah belasan tahun tinggal di U.S.) Hehehe...Hal ini memberi kami kebebasan untuk berlama-lama menikmati Little Denmark yang "cute 'n pretty" ini!Vas-vas bunga di sepanjang jalan
dan setiap pojok.
Solvang adalah salah satu komunitas di Santa Ynez Valley dengan populasi "hanya" 5332 sesuai sensus tahun 2000. Ditemukan tahun 1911 oleh sekelompok orang dari Denmark yang pergi ke barat untuk menghindari musim dingin ekstrim. Tanah ini semula adalah tanah masyarakat Spanyol yang luasnya 36 km persegi. Tempat ini digunakan para pendatang dari Denmark tersebut untuk berdagang, membuka bisnis restoran atau bakery yang menawarkan segala macam barang atau kuliner Denmark di California. Arsitektur sebagian besar bangunan disini tentu saja mengikuti gaya Denmark.Kami memasuki "ACE Hardware" yang mungkin belum begitu lama berdiri (karena pada kunjungan pertama tahun 2005 itu kami belum melihatnya). Ada yang khusus di dalam Ace Hardware Solvang ini, yaitu sebagian besar barang yang ditawarkan adalah segala kebutuhan atau alat perkebunan (gardening) dan rumahtangga. Bahkan pada pelataran yang cukup luas, dijual pula berbagai macam bunga indah yang jarang kita temui di Indonesia, termasuk tanaman bunga gantung yang cantik-cantik dan beraneka warna. Rasanya tidak ingin kita beranjak dari tempat ini!Tidak jauh dari tempat ini terdapat replika patung "Little Mermaid" yang amat terkenal di kalangan anak-anak di seluruh dunia. Kisah ini dan kisah-kisah sejenis lainnya yang selalu dimulai dengan:
"Once upon a time"........... atau
"Pada jaman dahulu kala"............ :))
Replika patung The Little Mermaid
di Denmark Square, Solvang, CA
selesai dikerjakan tahun 1991.
Patung asli The Little Mermaid terdapat di Copenhagen, di pelabuhan Langelinie. Patung yang relatif kecil di tepi pelabuhan yang luas ini tampak tidak menonjol, namun ia adalah icon kota Copenhagen yang paling banyak menarik perhatian turis lokal maupun mancanegara. Mereka merasa surprised karena patung ini hanya setinggi 1,25 meter dan beratnya 175 kg.
Patung asli Little Mermaid di Copenhagen
Patung aslinya ini dihadiahkan oleh Carl Jacobsen, salah seorang putra dari pemilik industri bir dan minuman ringan Carlsberg. Carl Jacobsen begitu terpesona oleh tarian balet yang menceritakan tentang putri duyung yang jatuh cinta pada manusia ini, ketika ia menyaksikannya di Copenhagen's Royal Theater, hingga ia memohon kepada si penari balet prima, Ellen Price, untuk bersedia menjadi model dari patung yang ingin ia buat dan hadiahkan kepada kota Copenhagen.
Pematungnya, Edward Eriksen, mulai membuat patung dengan wajah Price sebagai model, namun si balerina tidak bersedia telanjang untuk diambil sebagai model bagi tubuh sang putri duyung... Eriksen akhirnya menggunakan tubuh istrinya sendiri, Elina Eriksen, untuk menyelesaikan patung The Little Mermaid itu.
Lalu siapakah tokoh The Little Mermaid yang mungkin lebih dikenal di dunia anak-anak?(Kita pernah menjadi anak-anak, dan setidaknya pernah atau sering mendengar kisah ini, kalau pun tidak berkesempatan membacanya). Ia dikisahkan sebagai ikan duyung, yang dalam fairy tales, bagian kepala hingga tubuh berbentuk tubuh manusia, tetapi bagian kaki menyerupai ikan.
Ia bersedia melepaskan kehidupan dasar lautnya sebagai putri seorang Raja Laut demi mencapai keinginannya mendapatkan cinta seorang pangeran manusia tampan yang dilihatnya di sebuah kapal. Saat itu Little Mermaid berusia 15 tahun, saat ketika dia diijinkan ayahnya untuk berenang ke permukaan laut guna melihat dunia manusia.
Kita semua sudah tahu bagaimana jalan cerita selanjutnya dan akhir dari cerita itu. Biasanya "Happy ever after". Tapi Duyung Kecil ini harus menerima kenyataan bahwa dunianya dengan dunia pujaan hatinya memang berbeda, dan berkeras ingin hidup dalam alam manusia hanya akan menyakiti tubuh dan hatinya, apalgi ketika sang pangeran menikahi putri raja lain.
Kisah yang terus hidup ini ditulis oleh Hans Christian Andersen. Cerita khayali seperti itu membuat pembacanya ikut larut berkhayal mengikuti kisah yang ditulisnya.
Patung H.C Andersen di Solvang
H.C Andersen adalah seorang anak dari keluarga miskin yang meninggalkan desanya, Odense, sebuah kawasan kumuh di Denmark saat itu, ketika ia berusia 14 tahun. Cita-citanya yang besar ("menjadi orang terkenal") membawanya ke Copenhagen. Anehnya, sang ayah, Hans Andersen merasa dirinya masih memiliki darah bangsawan walaupun sebenarnya ia hidup miskin sebagai seorang pembuat sepatu yang buta huruf. Ibunya, Anne Marie Andersdatter, bekerja sebagai buruh cuci.Kemiskinannya ini membuat H.C Andersen tidak bisa mengenyam bangku sekolah dan sangat percaya takhyul. Namun sang ibu telah membantunya berkenalan dengan cerita-cerita rakyat dan ayahnya yang juga mencintai cerita-cerita rakyat kerap membawanya menonton pertunjukan sandiwara sehingga kemudian Andersen menjadi akrab dengan dunia cerita dan sandiwara.Mengenai ayahnya, ia menulis otobiografi yang berjudul The True Story of My Life (terbit tahun 1846) dan disitu ia mengatakan, "Ayah memuaskan semua dahagaku. Ia seolah hidup hanya untukku. Setiap Minggu ia membuatkan gambar-gambar dan bercerita tentang dongeng. Hanya pada saat-saat seperti inilah aku melihat dia begitu riang, karena sesungguhnya ia tak pernah bahagia dalam kehidupannya sebagai seorang pengrajin sepatu".Sikap dan pengalaman dari orang tua itulah yang membuat H.C. Andersen tertarik dengan dunia mainan, cerita, sandiwara termasuk karya William Shakespeare.Pada tahun 1816 ayah H.C Andersen meninggal.Dan sosok Ibu kelak sempat dilukiskan dalam berbagai cerita yang ditulisnya, misalnya dalam cerita yang diberi judul Hun Duede Ikke. Sang Ibu tidak dapat melihat sukses anaknya di kemudian hari karena konon wanita yang amat berjasa dalam hidup H.C Andersen ini menjadi seorang pemabuk berat dan meninggal pada tahun 1833.Alkisah, H.C Andersen muda pergi ke Copenhagen, berharap menjadi seorang aktor, penyanyi atau penari. Tiga tahun di kota itu, ia menjalani kehidupan yang sulit, namun sudah dapat mulai mengenyam pendidikan sekolah.Awalnya, Andersen sempat berhasil bergabung dengan Royal Theater. Tetapi ketika suaranya berubah karena masa pubertas, ia terpaksa meninggalkan panggung sandiwara. Andersen kemudian meninggalkan peran sebagai aktor dan penyanyi. Ia merasa lebih tepat ditunjuk sebagai penyair. Anderson mecoba menjadi seorang penulis sandiwara. tetapi sayang, semua karyanya ditolak dimana-mana.
Suatu saat ia bertemu dengan Raja Hendrik VI, Raja Denmark, yang tertarik oleh penampilan Hans muda. Sang Raja bahkan mengirimnya ke sekolah formal. Ia dapat belajar bahasa di Slagelse dan Elsinore sampai tahun 1937. Sebelumnya, tahun 1835 ia berhasil menerbitkan berbagai cerita yang telah berhasil ditulisnya dalam jilid-jilid kecil.
Di sekolahnya, ia tidak begitu berprestasi, dan karenanya merasa sangat tidak nyaman berada ditengah teman-teman sekolah yang usianya enam tahun lebih muda dari dirinya. Kepala sekolahnya mengatakan bahwa karakter pemuda ini sangat sensitf dan sukar ditebak. Teapi ia berhasil menyelesaikan sekolah bahasanya yang kemudian melanjutkan ke Universitas Kopenhagen.
Andersen juga menuangkan kisah pribadinya dalam kumpulan puisi berjudul "Phantasier og Skisser" saat ia jatuh cinta pada Riborg Voigt yang tidak menyambut cintanya.
"Aku benar-benar ingin mati saja", ujarnya. Ia mencurahkan rasa sedihnya dalam puisi "The Sorrows of young Werther".
Walaupun novel-novelnya mendapat sambutan besar, nama Hans Christian Andersen di dunia justru menjulang sebagai penulis dongeng anak-anak. Ia membuat banyak anak di dunia bahagia dengan cerita-ceritanya, seperti: The Princess and The Pea,
The Little Mermaid
The Ugly Duckling
Thumbelina
The Snow Queen
The Wild Swans
dan masih banyak lagi.Kenikmatan akan kemasyurannya ternyata tetap membuatnya hidup dalam kesepian yang berkepanjangan hingga akhir hayatnya. Seringkali "Kasih Tak Sampai" dialaminya terhadap wanita-wanita yang membuatnya jatuh cinta. Ia menulis "The Nightingale" sebagai curahan rasa cintanya terhadap seorang selebriti dan penyanyi Swedia: Jenny Lind, namun tetap saja cintanya itu tidak berbalas. Banyak yang menduga, H/C Andersen terlalu pemalu dan seringkali menemukan kesulitan kala dia ingin mengucapkan isi hatinya langsung kepada wanita yang membuatnya jatuh cinta.Di dalam diarynya ditemukan ungkapan rasa ketidak-berdayaannya:"Almighty God, thee only have I; thou steerest my fate, I must give myself up to thee! Give me a livelihood! Give me a bride! My blood wants love, as my heart does!"Sepanjang hidupnya ia tidak pernah menikah, juga tidak pernah punya rumah. Sejak kecil hingga akhir hayatnya, ia selalu hidup di rumah para patron (tokoh masyarakat) yang kaya raya. Jika tidak, ia tinggal di kamar sewaan dengan perabot yang minim atau di hotel. Tetapi jika tidak sedang dalam perjalanan, ia pasti tinggal lama di rumah orang-orang yang cukup baik hati mengundangnya.Andersen meninggal dunia di Rolighed, dekat Copenhagen, 14 Agustus 1874. Di tempat peristirahatannya yang terakhir, H.C. Andersen hanya ditemani oleh guru sekaligus sahabatnya, Jonas Collin, yang dimakamkan bersebelahan dengannya.Museum Hans Christian Andersen
di Little Denmark, Solvang, CA (dari berbagai sumber)