27 Mei, 2009




Andrea Bocelli





Para penggemar musik tentunya tidak asing lagi dengan nama Andrea Bocelli.
Penyanyi Tenor berkharisma (justru karena ia tuna netra) ini sebegitu mendunianya sehingga setiap kali tampil LIVE, selalu saja bangku dipenuhi oleh penggemar dan pemujanya.
(Tapi belum pernah datang ke Indonesia nih?? Kalah oleh Il Divo !)





Bocelli lahir tanggal 22 September 1958 di Lajatico, Tuscany, Italia, kurang lebih 40 km sebelah selatan Pisa. Ayahnya, Alessandro Bocelli dan ibunya Edi, adalah keluarga petani.



Bagaimana mungkin Andrea Bocelli kecil
yang lucu ini kelak akan kehilangan
penglihatannya seumur hidup?



Sejak dilahirkan, Andrea tampak mengalami masalah dengan penglihatannya. Orangtuanya berusaha mendatangi dokter-dokter ahli untuk mendiagnosa penyakit Andrea kecil. Ternyata diketahui bahwa ia menderita glaucoma, dan tahun 1870 ketika usianya mencapai 12 tahun, matanya buta total, yaitu sesaat setelah kecelakaan yang menimpanya ketika sedang bermain bola.

Sejak berusia 6 tahun, Andrea mulai belajar memainkan piano, juga flute, saxophone, terompet, trombone, harpa, gitar, bahkan drum. Ia juga senang menyanyi.





Di hari-hari yang menyiksa sejak ia kehilangan penglihatan itu, menurut Edi sang ibu, hanya musiklah yang menjadi penghibur hatinya.

Ketika berusia 14 tahun, ia mengikuti dan memenangkan perlombaan menyanyi dengan lagu yang dilantunkannya: O Sole Mio. Ia tetap belajar di sekolah dan setelah lulus SMA tahun 1980, ia belajar Ilmu Hukum di University of Pisa. Setelah lulus, sempat menjadi seorang pengacara di sebuah pengadilan selama satu tahun. Sore harinya ia mencari nafkah dengan menjadi pemain piano di bar-bar.




Tahun 1987, ia berjumpa dengan Enrica yang kemudian dinikahinya pada 22 Juni 1992 dan memberinya dua orang anak: Amos (1995) dan Matteo (1997). Sayangnya pernikahan yang semula bahagia itu harus hancur tahun 2002 dengan ditandai oleh perceraian.





Kemudia ia berjumpa dengan Veronica Berti, seorang wanita yang tidak akan dinikahinya walaupun mereka sudah bertunangan, karena Andrea seorang Katolik.





Pasangan ini tinggal di Forte dei Marmi, di sebuah villa di tepi pantai, sedangkan istri pertama dan kedua anaknya tinggal di rumah lamanya, di dekat Pisa.

Ayah Andrea meninggal 30 April 2000. Saat itu ibunya mendesak Andrea untuk memberi penghormatan kepada mendiang ayahnya dengan menyanyi bagi Paus di Roma tanggal 1 Mei, dan segera kembali ke Pisa untuk menghadiri pemakaman sang ayah.

Andrea selalu ingat aka kata-kata ayahnya ketika ia mengalami kebutaan:
"Orang lain melihat keindahan dengan matanya, tapi kamu melihat itu dengan hatimu". Kata-kata yang diingatnya telah memberikan begitu besar kekuatan untuk tidak "ambruk" hanya karena cacat mata, tetapi mendorongnya untuk terus berkembang dan berprestasi.

Prestasi demi prestasi menuju puncak karir telah dilakukannya, sesuai harapan ayahnya, hingga ia seolah-olah bukan hanya milik Italia, tetapi milik semua bangsa di dunia.



dengan Katharin McPhee


Akan halnya kemashyuran yang dimilikya, Bocelli tetap mendapat kritikan keras terutama dari Bernard Holand dari New York Times, serta Andrew Clement dari The Guardian tetang kualitas vokal Andrea.

Mereka menunjukkan titik-titik lemah Andrea, yaitu: pengucapan frasa yang tidak jelas, irama yang kadang sumbang, serta tidak menguasainya teknik menyanyi secara benar.

Lalu kritikus Anthony Tommasini dari New York Times juga mengatakan:
"Warna dasar suara Bocelli hangat dan menyenangkan, namun ia kurang menguasai teknik untuk mendukung suaranya itu. Not yang dinyanyikannya terdengar sumbang, ketinggian vocalnya terdengar lemah. Kontrol nafasnya yang tidak baik seringkali membuat ia segera memutuskan tarikan suaranya pada not tinggi sebelum frasa berakhir".





Desember 2000 Tommasini mengeritik lagi untuk album La Boheme. Katanya, Bocelli masih tetap bermasalah dengan hal-hal dasar seperti pengaturan nafas yang tetap buruk, sehingga diperlukan "teknik merekam yang sangat hati-hati" untuk membantu menyeimbangkan suaranya dengan suara latar yang sudah terlatih baik.

Bernard Holland mengatakan, bahwa pada dasarnya Andrea Bocelli bukan penyanyi yang begitu baik. Dan Assiociated Press bahkan mengeluarkan pernyataan:

Passion? Yes.
Power. No






Ada lagi seorang kritikus musik dari New Yok Times yang mengatakan bahwa Andrea menyanyi tanpa ekspresi.... (Orang buta disuruh memperlihatkan ekspresi, bagaimana ya???? Lalu bagaimana pula dengan Ray Charles, pianis dan penyanyi buta dari Amerika? Apakah ia menyanyi dan main piano dengan ekspresi?)

Yah, banyak lagi kritik-kritik pedas yang dilemparkan kepada penyanyi kharismatik ini, termasuk yang mengatakan bahwa dibandingkan Luciano Pavarotti, Andrea jauh dibawahnya.

Apapun yang dikatakan, ternyata semakin banyak orang menghadiri pertunjukan-pertunjukan Andrea Bocelli ini. Saya harus puas dengan hanya menikmati lagu-lagunya melalui DVD saja.



http://www.youtube.com/watch?v=kCrWxKoOhH8&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=tcrfvP11Hbo
http://www.youtube.com/watch?v=YbGKQ8YASCY&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=gPRESlT4Ccg&feature=related


(Materi dan gambar disusun dari berbagai sumber)


2 komentar:

Unknown mengatakan...

Komentar para kritisi mungkin benar, bagi Andrea Bocelli bisa menjadi feed back agar terus mengembangkan keahliannya..........
Bagi kita enjoy saja deh........:))

Andro Santoso mengatakan...

I D E M dech