03 Januari, 2009


Tante Betty
yang istimewa
di hati setiap orang




Selain cantik, beliau seorang sweet lady yang ramah dan feminin, tapi punya semangat dan keberanian lebih! Itulah keistimewaannya yang amat menonjol.

Keistimewaan lainnya sebagai wanita: Tante Betty pintar bikin berbagai hidangan lho, terutama yang tradisional. Keahliannya ini mungkin diwariskan oleh ibunya (nenek saya) yang engga pernah bosan bikin kue-kue tradisional yang enak buat para anak dan cucu!


Jadul: di Parung Panjang, Kab. Bogor
bersama nenekku


Tangan Tanteku ini memang bukan hanya "dingin" dan terampil dalam membuat kue dan hidangan makan, tapi juga dalam menanam segala jenis tanaman yang menjadi hobbynya: gardening! Seolah setiap pohon yang ditanamnya "excited" untuk keep growing dengan indah dan suburnya!! Sepertinya, tidak ada pohon yang terlihat kering, apalagi mati! Rumah dengan halamannya yang luas, penuh dihiasi oleh berbagai macam pohon, dari pohon pisang, mangga, sampai pohon-pohon hias yang mungil-mungil....


(Two sweet people in my life)

Kalau saya bertandang ke rumahnya, mata saya terasa sejuk dengan hijaunya pepohonan dan rapinya beliau menata isi rumah. Rasanya "ga pengen pulang"! Hehe...


(she is always a good companion)



Apalagi ketika ada sebuah rawa di halaman rumahnya ditumbuhi teratai pink!! Aduh, mak, Indahnya!! Pernah saya minta bibit dari rawa itu dan saya tanam di dalam pot besar, dimasukkan ke dalam kolam ikan. Hasilnya...... jauh dari yang diharapkan! :( Sedih deh!


(Although she is much younger than my mom,
Aunt Betty can always be trusted to take good care of her!)


(---and my mom always feels safe,
comfortable and happy
with Aunt Betty around!)



Keahlian lain sejak remajanya juga hebat : menjahit, cross-stitch, menyulam, bahkan membuat corsage, dsb. Jahitannya "awet" banget. Baju-baju masa kecil saya sampai remaja yang dijahit oleh beliau, percaya engga, sampe sekarang masih ada yang bisa digunakan oleh Nana, anak saya!!




Apalagi hasil sulamannya pada taplak meja dsb, wah, bikin hati ngiri aja, kok saya engga bisa seperti beliau!



dengan ci Yayan dan suami, Sydney

Beberapa tahun terakhir ini saya juga kagum dengan keterampilan origami angsa yang sangat cantik dibuatnya!



(She is a lucky woman, gifted with so many talents)



(Ngobrol dengan auntie,
selalu mengasyikkan!
Dimana pun!)


Keramahannya kepada setiap orang yang dijumpainya.. jangan ditanya lagi!! "Satu kota Serang" sudah tahu betul tentang itu. Pernah, ketika saya masih di SMP, ikut beliau ke pasar....



(I always treasure
every precious minute with Auntie ~
Darling Harbour)


Waduh, setiap pemilik atau penjaga toko di sepanjang jalan, begitu akrab mengenalnya!! Sampai-sampai saya bengong lho, bagaimana mungkin tanteku yang satu ini begitu populer, baik di kalangan yang sebaya, yang lebih tua, ataupun yang jauh lebih muda!!



(moments to remember-
Shenzhen's Window of the World)



Satu hal yang mengesankan adalah ketika saya kedatangan teman email dari Perancis, Michel dan istrinya Mado. Karena mereka ingin mengunjungi vihara Avalokitesvara di Banten, yang rupanya cukup terkenal sampai ke Perancis, saya ajak mereka mampir ke rumah tante Betty (dan Oom Herman, suaminya).



Michel yang genit dan Mado yang lembut


Biarpun tante Betty tidak berbahasa Inggris atau Perancis, anehnya Michel dan Mado dapat merasakan keramahan dan persahabatan tante Bettyku hanya melalui bahasa tubuh, senyum dan pancaran kebaikan dari wajahnya.



sisters


Suatu waktu ketika Michel sedang menikmati kue-kue tradisional, matanya menatap sebuah foto tante Betty ketika masih muda, mungkin sekitar usia di bawah 30. Di foto itu, tentu saja beliau sedang tersenyum manis. Dasar pria Perancis... Walaupun didampingi Mado, istrinya, Michel langsung bertanya, "Who is that beautiful lady?" ntah memang benar-benar tidak mengenali wajah muda tanteku, atau pura-pura tidak tahu!


Museum Nasional Canberra


Setelah saya bilang bahwa itu adalah my aunt ketika masih muda, langsung aja matanya berbinar, dan dia bilang, "If I had lived at her time, my story would have been different!" Sebegitu tanpa sungkannya dia berucap demikian walaupun Mado di sampingnya. Saya menggoda Mado, aduh suamimu itu terlalu terus terang! Gimana tuh? Perempuan Perancis, istri keduanya Michel itu (istri pertama cerai) hanya mengibaskan tangannya dan tersenyum! Tidak ada tanda-tanda rasa tidak senang di wajahnya!

Setelah saya beritahu tante Betty tentang apa yang dikatakan Michel, beliau juga tahu bagaimana menanggapinya: beliau mengacungkan jempolnya kepada Michel sambil bilang, "Udah tua juga, tampan!"
Wah, Michel kaya dapat angin segar dipuji begitu!

Beberapa foto di bawah ini menunjukkan betapa tante Betty ini mudah bergaul, cepat disenangi, dan gampang diajak bersahabat. Kendala bahasa tidak terlalu penting. Senyumannya saja sudah banyak mengganti komunikasi verbal!



with Lucia Caviattone ~ Canberra


even little children like Juliana,
Lucia's grand daughter, she just met,
would love her easily!


trying to communicate and
to show affection


Juliana and Marcus
were very close to Aunt Betty
and Holly


with Alan Wheatley ~ Melbourne

Sitting: Deki, Alan, Orietta
Standing: Aunt Betty, me, my mom


PS
Eh, anak-anak nenekku yang kesemuanya perempuan, cantik-cantik waktu mereka masih pada muda lho.... Mungkin kecantikannya diwariskan oleh nenekku yang memang cantik (bahkan ketika beliau udah berusia 70-an aja mengundang decak kagum teman-teman sekolah dan sekampus yang pernah bertemu dengannya dengan mengatakan: "Connie, kaya apa cantiknya oma waktu masih muda ya? Sekarang aja masih begitu cantik, kulit wajahnya masih kencang dan halus!" Wah, terimakasih, terimakasih, mesti lihat sendiri deh foto-foto waktu mudanya!)

Tapi, kasihan, nenekku engga terlalu beruntung karena punya satu cucu yang buruk-rupa, yaitu saya sendiri... hehehe. Bahkan saya pernah mendengar sendiri, seorang saudaraku mengatakan bahwa ibuku mungkin yang tercantik di antara anak-anak "Oma"... tapi kenapa anaknya yang perempuan (saya) kok paling jelek ya?... Eh, itu bukan penghinaan, tapi kenyataan. Dan saya berterimakasih sekali sudah "dicap" seperti itu oleh saudaraku itu, jadi untuk mengingatkan saya, bahwa saya harus "tahu diri", ya, jangan suka sok!!





A million memories
in the making.
The precious companions
on the path of life.



To me, parents were
the first people
I could lean on
and learn from,
A reflection of love,
a source of wisdom,
loving advice,
and kind encouragement,


(photos: my parents when they were young ~
father was a heavy smoker!
He had to go through a difficult time
with his heart and kidney failure)


I was very lucky,
the last few months of his life,
I could stay where he was,
be at his side, and take him
any where he wanted to go

A million memories of him
are still alive
making me smile remembering
what a special father and friend
he had been to me!




me myself, suffering from
the hyperthyroidism that
totally changed me physically.


There is no love
as noble and selfless
as the love of a father and a mother

(Master Cheng Yen)



01 Januari, 2009



Putra-putri mama,



Hidup tidak selalu berjalan mulus,
dan tidak selalu memberikan
apa yang kita inginkan.




Yang harus menjadi milik kita,
tidak bisa kita hindarkan,

begitu juga
, yang bukan milik kita,
tidak bisa kita kejar.




Asalkan kita dapat mensyukuri
apa yang kita miliki,
dan dapat merelakan
apa yang bukan menjadi milik kita,
maka hidup kita akan tenang,
gembira, dan bahagia



30 Desember, 2008


Mungkinkah

ibuku mengidap OCD?



Belum bisa dipastikan benar! Karena sampai dengan usianya yang sekarang ini (76 tahun bulan April 2009) belum pernah memeriksakan diri ke psikolog atau psikiater.

OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder adalah satu "keadaan mental" yang tidak wajar, yang biasanya ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran atau perasaan-perasaan tertentu secara INTRUSIF dan BERULANG-ULANG atau REPETITIF, seperti:
- TAKUT atau Cemas yang berlebihan (misalnya, sangat takut kotor, takut terserang penyakit walaupun hanya sekedar flu, takut tangan kurang bersih walaupun sudah dicuci, menyeka tangan berulang-ulang setelah bersalaman dengan seseorang, menyeka pipi berulang kali yang dicium seseorang, dsb.) atau RAGU yang berlebihan (ragu, apakah pintu rumah ada yang belum dikunci ketika akan meninggalkan rumah, cemas apakah kompor atau kran air belum dimatikan dsb)

Melakukan suatu tindakan yang repetitif seperti berdehem (clear the throat) padahal tidak ada yang mengganggu di tenggorokannya, atau mengulang perkataan berkali-kali sepertinya orang yang diajak berbicara belum juga mengerti apa yang dia katakan, dsb.

Namun gejala-gejala tersebut tidak dengan serta merta memastikan bahwa orang tersebut positif mengidap OCD.
Pada orang yang terindikasi mengidap, mereka menyadari bahwa apa yang ada dalam pikirannya adalah tidak nyata/salah sehingga berusaha melawannya. Hal tersebut tentu saja dapat menyebabkan stres karena terus-menerus dihantui oleh perasaan dan bayangannya.

Gangguan ini dapat menjadi semakin parah menjadi OCPD (Obsessive-Compulsive Personality Disorder), menganggap apa yang ada dalam pikirannya adalah benar/nyata sehingga perbuatan yang berlebihan (keanehan) atau ketidakwajaran yang dilakukannya tidak dianggap mengganggu, bahkan sebaliknya: ada kecenderungan menikmatinya!

Rasa jijiknya pada suatu kontaminasi (mysophobia) yang sangat berlebihan juga terlihat pada cairan yang keluar dari tubuh orang, misalnya air liur, keringat, lendir, muntah, air seni, atau juga feces (kotoran manusia).

Saya tahu benar, sebelum ibuku menjalankan rutinitasnya di kamar mandi, ia memerlukan waktu sekian lama untuk menyiram-nyiram kloset lagi serta lantai (walaupun baru saja dibersihkan oleh pembantu dengan menggunakan sabun dan pembersih tertentu). Barulah setelah ia merasa benar-benar "aman", ia akan merasa yakin untuk memulai rutinitasnya. Setelah selesai pun, ia akan memerlukan beberapa waktu lagi membersihkan kamar mandinya sebelum benar-benar keluar dari situ.


Saya tidak menemukan hal ini pada kakak dan adiknya.Saya dengar, ada penderita OCD yang sangat ekstrim: takut kalau sabun pembersih terkontaminasi oleh kotoran atau kuman. Sangat sulit bagi para penderita OCD untuk berada di tempat yang dianggapnya menjadi "sarangkotoran dan kuman", seperti bengkel, toilet umum atau toilet di rumah orang lain yang dikunjunginya, gudang penyimpanan barang-barang, dsb.

Sepanjang yang saya ingat (sejak saya TK atau SD), saya seringkali melihat ibuku ini bolak-balik ke "wastafel" untuk mencuci tangan, bahkan bukan setelah melakukan sesuatu yang membuat tangannya kotor.


Nenek pernah bercerita kepada saya, bahwa ketika ibuku masih bayi berusia 6 bulan, kedua kakinya akan ditekuk karena tidak mau didudukkan di atas "bale" (sebutan orang Sunda untuk tempat duduk-duduk atau tidur santai yang terbuat dari bambu), hanya karena bale tersebut terbuat dari bambu hitam, padahal kata nenek, bambu bale tersebut sudah sangat mengkilap, bersih. Tapi ibuku yang masih bayi tersebut memilih minta digendong sambil menangis karena menolak kakinya bersentuhan dengan bale hitam itu.


(ide digendong)


Boleh jadi, saat itu pun gejala OCD sudah mulai menyerang, tetapi karena nenek adalah orang kuno dan juga tidak pernah tahu tentang gangguan ini, maka beliau mungkin menganggapnya hal yang wajar saja dan tidak ada tindakan apapun untuk mengatasinya, hingga hal itu semakin berkembang seiring bertambahnya usia ibuku. Padahal selagi gejala tahap ringan itu mulai terlihat, ia dapat dilatih untuk meringankan ketidakwajaran tersebut.. atau bahkan mungkin bisa menghilangkannya.

Seharusnya, ketika ibuku sudah beranjak kanak-kanak dan remaja, bisa dilatih dengan cara paling sederhana, yaitu dengan mengajarinya membiasakan diri melawan kebiasaan-kebiasaan yang sering muncul tersebut secara bertahap. Tetapi ternyata semakin dewasa, kata nenek, ibuku semakin terlihat memiliki gejala-gejala takut kotor dan cemas yang "berlebihan" itu, dan sudah tidak bisa diubah lagi.

Yang lebih merepotkan lagi adalah, kalau ada benda miliknya jatuh ke lantai, halaman, atau jalan raya, ia tidak akan lagi memakainya, walaupun itu benda kesayangannya!
Selain itu, benda-benda miliknya yang secara tidak disengaja bersentuhan dengan ban mobil, misalnya, tidak akan dipakainya kembali.

Lebih "hebat" lagi, kalau sebuah tasnya berisi banyak perlengkapan, termasuk obat-obatan, dan tas itu secara tidak sengaja ada yang meletakkannya di lantai atau di tempat-tempat yang dilalui sepatu/sandal orang, maka tas itu berikut isinya semua juga tidak akan pernah berkenan dipakainya kembali!!!

Pernah terjadi, ketika saya masih duduk di SMP, ia dan pembantu kami membersihkan lemari tempat perabot rumahtangganya yang eksklusif disimpan. Perabot itu konon belum pernah dipakainya sekali pun sejak ayahku membelikannya beberapa saat setelah mereka menikah! (Ini info dari ayahku sendiri).


Pembantu kami menemukan seekor cecak kering di antara tumpukan piring buatan Belanda yang indah itu. Mendadak sontak, begitu ia memperlihatkan cecak kering yang sudah entah berapa bulan mati di situ, ibuku langsung seperti kena teror... Dan ia mengatakan kepada pembantu kami itu: "Saya ngga mau lagi piring-piring itu ada disitu. Jijik!! Cepat keluarkan semua. Ambil saja buat kamu!"


Ayahku yang kebetulan duduk tidak jauh dari situ, dan saya sedang asyik menggambar, semeja dengan beliau, mengalihkan perhatian kami kepada ibuku yang tengah sibuk mengatasi rasa jijiknya... dan si pembantu yang kelihatan bengong mendengar apa yang dikatakan ibuku. Bagaimana tidak bengong, sebentar lagi dia akan mendapatkan perlengkapan makan yang mungkin dia sendiri tidak tahu bagaimana menggunakannya (jangan-jangan.... set perlengkapan makan itu kelak bahkan akan dijualnya!!) Mungkin saja!

Set yang terdiri dari piring makan, piring kue, cangkir, teko untuk kopi dan teh, tempat keju, serta 6 buah mangkuk sup bertelinga, yang sangat indah, buatan Belanda itu, segera dikeluarkan dari lemari (tentunya kemudian menjadi milik pembantu ibuku!). Lemari segera dibersihkan, tapi bagian itu tidak pernah digunakannya lagi, hanya diberi alas koran di tiap ambalannya serta kamper lemari.

Ayahku yang biasa dipanggil "kukuh" itu memang luar biasa sabarnya dan baiknya menghadapi kebiasaan ibuku yang biasa dipanggil "ide" itu. Seingat saya, ketika urusan membersihkan lemari itu selesai, kukuh menyampaikan perasaannya kepada saya: "Kukuh ingat, perlengkapan makan itu dibeli di toko De Son di Pasar Baru, beberapa waktu setelah menikah. Kukuh membelikan barang itu untuk ide sebagai hadiah perkawinan. Ide sendiri yang memilih. Tapi selama belasan tahun, tidak pernah sekalipun perlengkapan itu digunakan sebagai wadah makan pagi atau malam. Kukuh pikir, mungkin ide begitu menghargai dan sayang terhadap hadiah perkawinan itu sampai tidak tega memakainya. Tapi tidak disangka, sebegitu mudahnya ide 'membuang' barang itu, Setidaknya, memberikannya kepada orang yang belum tentu bisa menghargai set makan seperti itu!"



Untungnya, lemari itu tidak sampai "dibuang" atau diberikan kepada orang lain! Dibiarkan di tempatnya, tetapi tidak disentuhnya!

Seingat saya, bahkan sampai saya meninggalkan rumah tempat saya dilahirkan itu untuk melanjutkan pendidikan di Jakarta, dan hingga saya sering menjenguknya bersama anak-anak saya, lemari bekas cecak kering itu tidak pernah dibukanya, apalagi digunakan untuk menempatkan barang lain! ~ Sebegitu merasa jijikkah beliau?

Pernah juga OCDnya ide ini sampai membuat dua orang berselisih berat.



Ia mempunyai pembantu yang sudah sangat dipercayanya, hampir sebaya dengannya, yang mulai bekerja pada keluarga kami ketika saya masih berusia 10 tahun. Suatu hari ketika saya mengunjungi ide di Serang bersama Nana (putri saya yang masih berusia 2 tahun ketika itu) serta seorang pembantu yang membantu mengasuh, kukuh memberikan sebuah boneka kucing yang bagus sekali kepada Nana. Saya yakin, saat itu (tahun1987), kukuh membeli boneka tersebut dengan harga mahal karena buatan Jepang (tertulis di labelnya), bukan buatan Korea, Taiwan, Hong Kong, atau Karawang (yang sekarang banyak memproduksi stuffed toys seperti itu)



Namanya juga anak-anak....

Nana memeluk boneka kucing itu dengan ekor yang menjuntai ke bawah. Ketika itu papanya akan pergi kerja dan kami mengantarnya menaiki mobil. Setelah papanya memeluk Wirya dan Nana yang ketika itu tangannya dituntun oleh pembantu kami, bersiap berangkatlah si papa.

Nana yang belum mengerti tentang "hati-hati", tidak peduli terhadap ekor kucingnya yang menyentuh ban mobil papa. Dengan bahasa bayinya, dia melambaikan tangan mengantar kepergian papanya. Peristiwa itu menarik perhatian ide.



Sementara perhatian kami kepada papa Nana yang akan berangkat kerja, perhatian ide justru kepada ekor kucing yang menyentuh ban sebelum ban berputar!

Tentu saja itu membuat ide "gerah"! Kami yang diceritakan apa yang dilihat ide, benar-benar tidak mengakui memperhatikannya. Ide mengatakan, "Nana, jangan pegang kucing itu lagi, nanti kulit Nana gatal-gatal, kena kuman dari ban mobil papa!"

Nana yang tidak mengerti apa-apa, tidak mau melepaskan kucing yang dipeluknya walaupun dibujuk. Lalu saya mengatakan kepada ide, "Nanti akan saya bawa ke laundry untuk dry-clean. Kumannya pasti mati!"

Tapi ide melarang, dan mengatakan bahwa sebaiknya boneka itu diberikan saja kepada Siti, pembantu saya yang mengasuh Nana. Dengan menangis, Nana "merelakan" kucing barunya itu diberikan kepada Siti, setelah ia dijanjikan untuk dibelikan yang baru!

Siti memang senang mendapat boneka itu karena ia mempunyai adik kecil di kampungnya, dan dia berencana memberikan kucing tersebut kepadanya kalau pulang Lebaran nanti. Nana dimandikan kembali atas perintah ide, yang bagi beliau akan mengusir kuman ban mobil yang mungkin sudah mengenai pakaian atau kulit Nana (karena boneka itu dipeluknya).

Setelah Nana selesai mandi, giliran Siti yang harus mandi bersih dan mengganti pakaiannya dengan yang bersih.

Siapapun tidak menyangka, kalau kemudian kucing yang akan diberikan kepada adik si Siti akan menimbulkan recok antara pembantu ide (yang sudah lama bekerja itu) dengan Siti. Siti datang kepada saya setelah mandi dan bertukar pakaian sambil menangis. Saya tanya ada apa, katanya, "Saya minta maaf, bukan ga nerima boneka itu, tapi saya dimarahin si mbok, katanya saya penjilat, sampai nyonya ngasih boneka itu buat saya. Padahal si mbok kerja jauh lebih lama daripada saya."


Saya tanya, "Oh, apa si mbok kepengen boneka itu, Ti?"

Kata Siti,"Iya, katanya seharusnya nyonya kasih boneka itu kepada si mbok sebab si mbok paling lama kerja disini, dan dia punya cucu yang juga mau mainan seperti itu".

Terjadinya cekcok seperti itu, saya pikir, hanya karena OCD ide yang benar-benar berlebihan, dan ide tidak berpikir bahwa hal itu bisa berdampak pada rasa iri orang lain yang tidak mendapat "jatah" barang yang baginya sudah sangat menakutkan atau menjijikkan.

Bukan tidak mungkin, banyak orang lain yang "menyayangkan", mengapa barang-barang yang ingin dibuangnya itu "bukan dibuang ke 'dia', bukan ke 'aku'..

Jangankan orang lain, saya, anak ide sendiri, sering berharap ide memberikan barang-barang yang 'berkuman' itu kepada saya, dan sudah saya katakan berkali-kali dalam banyak peristiwa serupa. Tetapi ide mengatakan "JANGAN!" dengan alasan, nanti saya yang terkena kuman dan kulit saya akan berpenyakit.

Orang lain berpenyakit kulit karena diberikan barang berkuman itu, rupanya tidak menjadi masalah, karena mereka tidak pernah menyentuh ide...

Banyak hal semacam itu terjadi pada ide. Walaupun sudah memahami apa yang dideritanya, kadangi masih juga OCDnya membuat orang-orang yang mencintainya heran dan tidak habis pikir, mengapa sedemikian jijiknya ibuku ini terhadap hal yang dianggap "bisa dicuci", "bisa dibersihkan", "bisa diseka", dsb. kalau ada benda miliknya "non-food" yang jatuh, dan tidak serta-merta diberikan kepada orang lain, seolah tidak mau lagi melihat benda malang tersebut.

Saputangan-saputangannya yang indah-indah sudah banyak yang berpindah tangan ke pembantu-pembantunya, karena seringkali ketika ide "membalik jemuran", saputangan itu jatuh, saking kering dan ringannya!

Hingga kini, ide masih seperti ini. Tidak ada yang bisa mengingatkannya bahwa setiap benda yang jatuh, bisa dibersihkan, bahkan kalau perlu dengan alkohol, jadi tidak selalu harus 'dibuang" kepada pembantu yang belum tentu menghargai benda-benda itu...

Apakah ini benar-benar OCD atau bukan (tidak pernah minta konfirmasi dari seorang psikolog atau psikiater), kami semua selalu berusaha untuk mengerti dan menerima kebiasaan ide itu yang ia sendiri tidak mau merubahnya.


Walaupun kemungkinan ia menikmati OCD-nya tetapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa hidupnya banyak mengalami stres karena kebiasaannya itu sendiri, terutama jika orang-orang di sekitar hidupnya tidak mau memperhatikan kebersihan dan kerapian.






29 Desember, 2008


Ananta & Ariyana



Happiness does not begin
to describe my joy...




I am happy because
you are all I have ever wanted!
No one could ever
be more important than you.

Deki - Marriage is a Hard Work!

Marriage is a hard work!
:)


More than just waking up
early in the morning,
doing housework
taking care of children,
and going to bed so late.

More than just ironing your clothes
and fixing your dinner.

More than just trying to
make both ends meet
while keeping things
good to be enjoyed
by everyone of us.

More than just getting things done
in a perfect way

Marriage is
to find and make peace in our home,
to be fully aware that
we cannot always have similar interests,
and that's why one person is unable
to fill ALL the needs of the other.

Marriage is
to get into your heart
deeper and deeper everyday,
building up trust in each other
and staying in love with each other
through the good and bad.

May the bond we have
get stronger and stronger
as we get older and older

Thank you, papa,
for how much you bear with me,
getting this hard work done.

Thank you for being my guide,
my "father", my teacher,
my supporter, my adviser,
my hero,
my all, my everything
my best, best friend in life.

@>--------->--------------


Deki - And I Love You So


And I love you so ---



And I love you so
The people ask me how
How I've lived 'til now
I tell them I don't know

I guess they understand
How lonely life has been
But life began again
The day you took my hand

And yes I know, how lonely life can be
The shadows follow me
And the night won't set me free
But I don't let the evening get me down
Now that you're around me

And you love me too
Your thoughts are just for me
You set my spirit free
I'm happy that you do

The book of life is brief
And once a page is read
All but life is dead
That is my belief

And yes I know, how lonely life can be
The shadows follow me
And the night won't set me free
But I don't let the evening get me down
Now that you're around me

(Perry Como)