04 April, 2009





I believe in Karma

of the past life



If it has not been our past Karma
we would not have met in this life.
We would not have been connected,
I would not have been close
to what you were thinking.

If it has not been our past Karma
you may have chosen another to marry
and I may have done the same

But it was our past Karma
that put us together again
and we were grateful
we found each other again in this life

I appreciate our past Karma,
and the love that it brought.

Let's just take each other's hands
and walk through this life
cherishing the love we have
and being grateful for
what we were, are, and will be
to each other









Kelvin,
You ignite something magical
in us







Kelvin,
We laugh at your jokes,
and clap together with you as we sing.

We see you grow before our eyes
cuddling, nurturing, and watching,
guiding, teaching you all that we know,
and telling you all the joy in our lives
that you bring.

We will always see you through good times
and help you through bad,
sharing in your happiness and
comforting you when you are sad.

We'll let you learn to have your own decisions
the best we can
and so we will see you become a fine young man
who is brave to see the world,
to appreciate and to be grateful
for what you have been given

Meanwhile
we will keep you safe, warm, and happy

Thank you, Kelvin,
for being so exceptional

Interacting with you is so miraculous!






As soon as you came into my life





you taught me how to be a mother,
sharing so much with you

You were such a quiet baby

always moving your legs, hands,

and smiling a few times

while I am feeding you




and so playful too



Always did a few smart things
to let others know
"I can do it"

Your elementary school teacher
and grandpa said

you were growing like a tomboy,

preferring doing boy-things
to girl-things.




They said, even the way you walked

was also like that of a boy.

I remember when you received

a reward from school
for having got
the best achievement
and you walked to receive it,

your headmistress said,

"Inilah pemenang yang gagah berani!"



Yeah, I know it, too.
You didn't even care about
the style
of your hair... and still don't!

You have never applied any face powder either

let alone other things like lipstick!

But with you growing up
to be
a caring member of my dear family,
and a girl with self-confidence,

I'm so proud to be your mom

It's actually the best I've ever felt.







03 April, 2009



I wouldn't trade you
for anything


To some people
you may be a good compassionate man
because you care for the needy;
but to some more
you may be annoying
because you are considered
too straight forward
when disclosing someone's mistake
and easily get irritated.

To some people
you may be worth befriending
because you have qualities
of being a friend
and rejoicing for your friend's good luck;
but some more would prefer
getting away from you
because they think you could
easily offend their feelings
even though you don't do it on purpose


Indeed,
we cannot ask ALL people
to like and accept us.

But whatever you are like
I won't trade you for anything
Not by any means.
I was so blessed the day I decided
to marry you,
and I am not sharing you
with anyone else.

You will always be all mine







Cah Kapri







Garing, segar, manis... Begitulah Kapri muda. Dicah dengan udang, kapri terasa semakin mantap. Lalu apa saja manfaat kapri? Banyak! Antara lain: menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol jahat, mengontrol insulin dan gula darah, memperlancar pencernaan dan mencegah konstipasi, mencegah kanker usus dan kanker payudara, mencegah hemorrhoid dan masalah pencernaan, mengobati tukak lambung, dll.

Nah, banyak kan manfaatnya? Tidak salah bila sering-sering mengonsumsinya.

Bahan:
300 gr. kapri muda, dibersihkan, buang ujung-ujungnya.
5 butir bawang merah, iris tipis
2 siung bawang putih, memarkan dan cincang halus.
100 gr. udang, belah punggungnya, kupas dan sisakan ekornya.

Untuk marinasi udang:
2 sdm larutan asam jawa
Garam sedikit saja
1/2 sdt bubuk ketumbar
1 sdm gula jawa
1 sdm gula putih (sesuai selera)

2 buah cabe merah(sesuai selera), iris serong tipis
2 sdm saus tiram
100 ml air panas

Cara Membuatnya:
1. Marinasi udang: Campur semua bahan hingga rata. Diamkan di bawah sinar matahari kira-kira 2 jam.

2. Goreng udang dalam minyak yang cukup, lalu tiriskan.

3. Tumis bawang merah dan putih serta cabe merah dengan sedikit minyak bekas menggoreng udang hingga harum.

3. Masukkan udang yang sudah dimarinasi. Aduk hingga udang berubah warna. Masukkan kapri. Aduk hingga rata, lalu bubuhi saus tiram. Siram dengan air panas. Aduk rata lagi hingga mendidih dan kapri matang. Segera angkat.

Sajikan selagi hangat.

02 April, 2009




An Angel from Up Above





I didn't expect to see you at the airport
such late at night

But suddenly I saw you standing there
welcoming us with your gracious smile
as ever

Thank you, Ed,
for having done things we had never thought
you would do for us.

You were once my angel
sent from up above
Now you still are,
not only of mine, but also
of more people in my family




01 April, 2009



My children grow up







and like a bird,
they spread their wings,
fly away to see the whole world
and the whole universe

They see,
they learn new things

But they can always
come back home to rest



I love you










You love Chinese things
and traditions




Ini "raja" dari Dinasti apa?

Pernah dengar kisah bahwa
seorang raja harus mempunyai profil ini:
tubuh "tinggi-besar",
wajah bulat lebar,
jidat tinggi,
alis tebal dan berbentuk pedang,
mata tajam bersinar,
hidung lebar dan besar alias "nongkrong"
pipi tembem
dagu panjang dan lebar
dan BERKUMIS


Tampilanmu di foto banyak kurangnya:
kurang kumis,
kurang terkesan "keras"

hehehehe

I love to see you like
what you've always been like!!
Not like king,
not like conglomerate
not like famous actor or artist

but like you've always been!

Thank you for not wanting to be king!









Being needed by others

and having the ability to serve
is what makes our life
truly blessed





(Master Cheng Yen)








Sometimes




the best way
to hold onto something
is to let it go







Puding Pepaya





Siapa yang tak suka lembut dan manisnya, serta "juicy"nya pepaya? I bet, tak seorang pun!
Selain tekstur dan rasanya, warna jingga pepaya memastikan bahwa buah ini kaya beta karotin dan kandungan digestive enzymes (enzim pencerna makanan) pada pepaya lebih tinggi daripada buah lain, karena itu disebut juga, "pencahar dari Tuhan".

Resep puding pepaya yang mudah ini semoga bisa menjadi pilihan di kala datang rasa bosan mengonsumsi pepaya setiap hari. Terus terang, pepaya yang dijadikan puding tentu bukan dimaksudkan buat diet karena mengandung gula serta santan dan tepung hunkwee, walaupun seratnya tetap banyak karena bahan dasarnya agar-agar.

Bahan:
1 buah pepaya matang yang sedang besarnya, kupas, belah menjadi 2 bagian. Masing-masing buang bijinya.
1 bungkus agar-agar tanpa warna
3 sdm tepung hunkwee
Gula, garam (sesuai selera)
800 ml santan dari 1 butir kelapa tua
2 lembar daun pandan, sobek-sobek
1/2 sdt vanili

Pengeruk buah
1 gelas air dingin, beri sedikit garam

Membuatnya:
1. Keruk isi pepaya pada beberapa bagian tapi hati-hati jangan sampai ke dasar. Isi yang dikeruk masukkan ke dalam air dingin. Sisihkan.

2. Masukkan agar-agar, tepung hunkwee, gula, garam, daun pandan, vanili, kedalam santan di dalam panci.

3. Jerang di atas api sedang sambil diaduk. Setelah mendidih dan mengental, masukkan kerukan pepaya yang direndam dalam air, aduk rata jangan terlalu lama, segera angkat dari api.

4. Selagi panas dan cair, siram adonan ke dalam pepaya, ratakan. Biarkan dingin, baru bisa dipotong-potong sesuai selera.




31 Maret, 2009




Bunga Lantana





Indahnya Lantana di dalam bloombak
dalam perjalanan ke Puncak Pilatus,

Swiss


Bunga Lantana yang tumbuh berjuntai selalu indah dipandang mata....

Saya ingat, puluhan tahun lalu ketika akan menanam Lantana di bloombak rumah, pembantuku bilang,

"Wah, kok pohon ginian aja dibeli dan mahal harganya? Di kampung saya, pohon seperti ini diinjak-injak kerbau!!"


"Kita baru bisa menghargai sesuatu dan memeliharanya dengan baik bila kita jarang mempunyai kesempatan untuk memilikinya"




30 Maret, 2009



Repulse Bay - Hong Kong

Tin Hau and Kuan Yum Temple





Salah satu objek wisata yang menarik di Hong Kong adalah Repulse Bay. Terletak di selatan Hong Kong Island.

Menurut satu cerita yang beredar, tahun 1841 teluk ini digunakan sebagai basis para bajak laut yang sangat membahayakan kapal asing yang berdagang dengan Tiongkok. Kemudian para bajak laut ini dipukul-mudur (repulsed) oleh Armada Inggris. Itulah asal mula mengapa teluk ini disebut Repulse Bay.

Ada lagi cerita lain, teluk ini diberi nama Repulse untuk mengingat HMS Repulse, sebuah kapal perang milik Scotland yang pernah menempati daerah ini.




Dalam dialek Canton, bahasa yang digunakan
oleh orang Hong Kong,
Kwan Im disebut "Kwan Yum"



Tahun 1910 Repulse Bay dibangun menjadi sebuah pantai tempat rekreasi. Dan tahun 1920 untuk memenuhi kebutuhan turis, juga dibangun sebuah hotel, kemudian disusul dengan pembangunan jalan dari Central ke Repulse Bay yang sekarang menjadi rute Bis tertua di Hong Kong.

Sebuah vihara Buddhis Mahayana yang kami kunjungi di tepi pantai buatan ini adalah Tin Hau and Kwan Yum Temple. Berbagai macam image (dari binatang, bodhisatva, buddha, dsb) di dalam kepercayaan tersebut terlihat begitu indah dipandang karena warna-warna yang digunakan sangatlah kontras.








Aging.. A natural process of life






If we had fallen in love with each other
for physical looks,
we would have left for other fresher looks
as we started to enter aging process...

We were lucky we had not!

Aging starts at the moment we are born.
But ignorantly, when we are in love,
a lot of us live under the illusion
that we and our spouses will never become old.

Until one day when we find
our body shapes, face,
skin, and hair changing,

we are often unprepared.

We cannot conceal the loss of youth.
Aging process is such a natural process
that we eventually have to accept.

As long as we don't change our way
of caring for each other,
loving each other,
respecting and appreciating each other
taking good care of each other,
and most of all,
feeling needed by each other,
why should we worry about aging?







Giving



The Buddha and the Stupa
in Rajgir India


The late father of mine was not a man
who
knew a lot of the religion
he claimed to have vowed.

Little did he know Buddhist scriptures.
He didn't go to the Buddhist temple either.

But he used to do Dharmic things
in his daily life
without even realizing
he was practicing.

I saw it
and I realized, he was actually
a real Buddhist.
He did a lot of things
that the Buddha taught
we can find in Buddhist scriptures,
books, or even movies,
even without reading them.

HE JUST DID !
Without saying too much.

I remember a lesson he gave me:

Giving is like drawing water from a well;
as water is drawn more flows in
It is by giving that blessings continue to flow in.

And I remember,
he specially made a big well for pedestrians
and villagers living around his rice mill
to let them take water from.
He said,
"When it is dry season
people could hardly get fresh water
to drink, to cook, and to bathe with.
It is our duty to help them
so that they do not suffer too much".

He also made public restrooms for them.

This is only a small example he gave,
not through sweet words
but through real actions.

He was, and still is, a Bodhisatva to me.



My simple, compassionate, and generous father






Karpet Indah India






Rumah akan bertambah indah bila di bagian ruang tertentu diberi karpet. Benda ini seolah menambah keanggunan suatu ruang (terutama ruang tamu) dan terkesan mewah. Tidak heran karena kita melihat karpet-karpet indah di banyak rumah di Eropa, apalagi rumah-rumah klasik milik para bangsawan dan orang-orang kaya. Bukan hanya karpet di ruang tamu atau ruang tidur, bahkan di semua ruang, atau wall-to-wall carpet.

Tetapi terus terang, saya tidak pernah menjadi pencinta karpet sejak saya tahu bahwa karpet merupakan tempat hidup kuman yang amat baik. Mata kita tidak mampu melihat kuman sekecil itu, dan kita menganggap karpet tetap/selalu bersih. Pada suatu film dokumenter, diperlihatkan suatu area karpet yang diperbesar jutaan kali, betapa banyak dan mengerikannya bentuk-bentuk mereka yang dengan bebas berjalan, keluar masuk di antara benang. Dan dikatakan oleh para ahli kesehatan, bahwa bila kuman-kuman yang super kecil itu terhirup oleh orang yang alergi, maka mereka bisa menimbulkan masalah pada kulit atau pernafasan. Karena itu dianjurkan untuk tidak menggunakan karpet di rumah apalagi bila ada bayi atau anak kecil serta orang yang sudah lanjut usia.

Tetapi rasa penasaran terhadap pembuatan karpet ketika kami berada di New Delhi, membawa kami ke sebuah pusat pengrajin karpet. Memasuki tempat itu, segera terlihat banyak alat pintal. Juga tangan-tangan terampil yang mengerjakan karya seni itu.





Benang wool warna warni di tangan para pengrajin berubah menjadi lembaran-lembaran karpet yang amat indah.

Ada beberapa tahapan pembuatannya. Selesai dipintal, ujung-ujung benang pada bagian belakang karpet digunting dengat teliti.





Lalu dibakar dengan teknik khusus, yang dimaksudkan agar susunan benang yang dipintal menjadi kuat atau stabil.







Seni karpet India sebenarnya terinspirasi oleh pengrajin karpet Persia yang memang begitu terkenal di dunia, terutama Eropa.

Karpet India mengalami jaman keemasan ketika Dinasti Mughal berkuasa. Teknik dan desain serta bahan wool yang digunakan sejak awal abad 16 ini dibuat dengan begitu banyak "knot" sehingga tampak halus. Bila disentuh, begitu lembut. Konon karpet untuk para kaisar seperti Shah Jahan adalah karpet dengan mutu paling baik.

Sekarang ini, desain bukan hanya dari seni Mughal tetapi sangat bervariasi. Kalau karpet Eropa banyak mempunyai desain konvensional, atau Cina dengan desain bunga, maka karpet India mencakup semuanya termasuk juga desain binatang.

Harga karpet tentu saja tergantung dari desain dan benang yang digunakan. Foto-foto di bawah ini adalah tahapan Deki menawar harga karpet bulat kecil. Tidak niat beli, kok malah beli!




Deki sedang mendengarkan penjelasan manager
tentang karpet bulat kecil di lantai
yang diperuntukkan sebagai taplak meja
(tapi hingga kini tidak pernah saya buka
dari kemasannya..., tidak pernah digunakan)



Seorang petugas mengemas karpet