08 Januari, 2009


Holly yang tidak pernah
jauh dari hati
orang-orang yang mengasihi
dan dikasihinya




Mata Holly yang indah

Kami besar bersama, di Serang, dan di Jakarta. Sejak kecil, Holly selalu menjadi "anak bawang" yang penurut. Tidak banyak omong, agak sedikit pemalu, dan selalu "manut".


Jadul di Puncak Pass:
Henny, ide, saya, Holly.
Kita anak-anak hampir selalu bertiga ya?
Ada aja yang dikerjakan, engga bete!



Ocean Park Hong Kong


Dulu, jari kelingkingnya pernah tergencet kayu yang kami pakai untuk main "njot2an". Adduhh, dasar anak-anak, ga tahu bahaya!
Untung kukunya copot dan tunbuh kembali dengan bagus, ya...


foto sama engkong

Kata yang tepat untuk melukiskan rasa kagum saya padanya adalah, dia: exceptionally ramah, rajin bekerja (rumahtangga maupun kantor), selalu siap membantu, tampil dengan gagasan-gagasan yang brilian, berani, semangat, tidak pernah mengeluh, sangat perhatian dan menyayangi keluarga serta kerabat dan teman-temannya, relijius, selalu berhati-hati dalam berkata agar tidak menyakiti hati orang lain, pemaaf, cute, funny, and the list goes on.



Holly bukan hanya menjadi kesayangan orangtua dan saudara kandung semata wayangnya, Henny, but she has also been a sweetheart to our nenek-kakek, orangtuaku, kerabat, dan teman-teman baiknya.


favourite little girl
to everybody



selalu ingin seperti ini!





Secara fisik, mungkin ada beberapa keluhan sakit (Pasti ini karena ia terlalu lelah, kurang istirahat), tapi justru seringkali ia lebih memperhatikan kesehatan orang lain daripada kesehatannya sendiri. Tugasnya baik di rumah maupun di kantor tidak jarang membuat Holly terserang flu, masuk angin dsb, tapi semua itu tidak menjadi halangan baginya untuk terus menjalankan apa yang harus dijalankan. Semangatnya ini membuat saya amat kagum!





Ia sangat menghormati orang yang lebih tua. She behaves, having good manners. Mungkin itulah yang membuat orangtua saya juga sangat menyayanginya...




Yang membuat saya sangat berterimakasih kepadanya dan tidak akan pernah melupakan ketulusan hatinya dalam menghormati ayah saya adalah, ia mencoba ikut hadir di sisi peti jenazah ayah saya ketika kawan-kawan membaca Paritta, padahal saya tahu benar, bahwa Holly adalah penganut Katholik yang taat.



Yang saya tidak tahu adalah, apakah ajaran agamanya tidak melarang hal tersebut. Tetapi saya yakin, ia tahu apa yang diperbuatnya, dan untuk itu saya serta keluarga amat sangat terharu akan hormatnya kepada alm. ayah saya yang kami semua panggil dengan sebutan Kukuh. Mungkin juga Holly meneladani sikap Yesus yang penuh cinta kasih dan tidak membeda-bedakan.




Kalau memang perbuatannya melanggar ajaran agamanya, semoga "dosa"nya bisa dimaafkan. Namun saya percaya, apa yang dikerjakan Holly dalam menghormati Kukuh merupakan bakti anak kepada ayahnya, dan mungkin beliau tersenyum di atas sana, berterimakasih kepada Holly. Semoga ia tidak merasa terpaksa melakukannya.



Dan beberapa belas tahun yang lalu, ketika saya jatuh sakit dan harus tinggal di rumah sakit, beberapa kali Holly selalu menyempatkan diri datang mengunjungi saya sepulang kerja. Ia sengaja melupakan lelahnya dan kantuknya hanya untuk dapat menjenguk, menghibur, bahkan memijat-mijat kaki saya hingga saya merasa keenakan dan kadang terlelap ketika ia masih terus melakukan hal itu!! Setiap pijatan tangannya yang mantap, saya rasakan kasih sayangnya....



Begitu juga setiap kali ibu saya harus dirawat di rumah sakit, tidak pernah Holly tidak datang menemani. Bahkan pernah beberapa kali ia ikut tidur di rumah sakit dan pergi ke kantor langsung dari situ! Bukan hanya itu, ia selalu saja datang dengan membawakan kami makanan. Saya tahu, semua itu ia kerjakan dengan setulus dan sepenuh hatinya karena kasihnya kepada kami.



Keahliannya dan ketangkasannya dalam memasak dan bekerja di dapur sudah menjadi buah bibir di keluarga besar kami. Mungkin juga di keluarga teman-teman yang mengetahuinya.



Saya merasa amat beruntung ketika dapat pergi dengannya ke Hongkong. Di sana bahkan Edwin pun (teman pena lama saya) masih sangat mengenalnya. Dia menyebutnya "Holly yang baik dan manis", seperti kesan yang diterimanya dulu ketika Edwin datang ke Indonesia ketika kami masih sangat muda.



Keramahannya pun segera mendapat tanggapan bersahabat dari istri Edwin. Mereka cepat akrab dan kelihatan menikmati perkenalan dan pertemanan itu. Saya amat senang dan bersyukur!



Dan bukan cuma dengan mereka Holly cepat akrab. Dengan cucu teman email saya, Pietro, pun demikian. Pietro berasal dari Italy, lalu ketika remaja Pietro hijrah ke Canberra untuk melanjutkan sekolah smabil bekerja. Bertemu dengan Lucia yang juga berasal dari Italy, mereka pun menikah. Saya mengenal mereka melalui internet sejak tahun 1999.




Saya kenalkan Holly dan tante Betty-ku kepada keluarga Pietro ini. Ternyata, Holly cepat sekali akrab dengan anak-anak manis, cucu Pietro. Mereka minta diperhatikan dan dimanja oleh Holly! Bagaimana mungkin itu terjadi? Tentu karena anak-anak yang masih sangat peka itu langsung bisa merasakan kasih sayang dan perhatian Holly, sehingga sinyal positif itu juga diterima secara positif oleh Juliana dan Marcus.





(Baby-talk mereka memang tidak terlalu mudah
untuk kita mengerti, tapi mereka sangat
berusaha untuk berkomunikasi,
terutama dengan Holly)



Sekarang, semakin jarang kami bertemu karena kami tinggal berjauhan dan juga karena kesibukannya di pekerjaan dan merawat kedua orangtuanya, tetapi semoga dengan adanya posting ini, kami tetap bisa saling mengenang saat-saat istimewa tersebut.



I am always looking forward
to seeing you again, Holly



Tidak ada komentar: