23 Mei, 2009




"Ashoka"





Mungkin nama "Ashoka" atau Asoka lebih banyak dikenal oleh orang yang beragama Buddha atau orang yang suka Sejarah ketimbang yang bukan. Kenapa?

Karena ia adalah tokoh besar sejarah India yang wataknya berubah total sejak memeluk agama Buddha (sebelumnya mungkin Hindu), dan sekaligus terkenal karena upayanya menyebarluaskan ajaran Buddha, bukan hanya di India tetapi juga sampai ke Sri Lanka yang diwakili oleh dua putra/i kembarnya.

(Di dalam film Bollywood tokoh sejarah ini diperankan oleh Shahrukh Khan, tetapi "bumbu" dalam film ini yang tujuan utamanya bukan untuk mengajarkan Sejarah atau mengingatkan kita kepada raja agung itu, ternyata tidak lepas dari tujuan utamanya yaitu menjadikannya populer dengan cara tradisional Bollywood yaitu pakaian, gerak dan tarian sexy juga)

Kabar yang saya dapat dari teman email India yang tinggal di Meerut, sebuah kota di Uttar Pradesh, megatakan bahwa film ini sempat dilarang diputar di beberapa negara bagian India, terutama yang mayoritasnya beragama Buddha seperti di tempat teman saya itu.

Alasannya: Tokoh besar seperti Ashoka yang amat penting bagi umat Buddha, sepertinya "direndahkan dan dipermalukan" oleh produser pembuat film tersebut karena adegan yang dianggap terlalu berlebihan ketika mereka menyanyikan lagu "Roshni Se. Menurut dia, pakaian yang dikenakan sangat tidak relevan dengan pakaian Ashoka dan perempuan di jamannya.


Buat orang India, perut atau bagian tubuh lain yang terlihat sangatlah biasa karena memang pakaian Saree ya begitulah adanya. Begitu juga yang dikenakan Kareena Kapoor sebagai Kaurwaki, salah satu istrinya (Mungkin, justru pakaian wanita jaman Ashoka lebih terbuka lagi... dan kemungkinan besar, payudara bahkan tidak terlindungi oleh kutang atau BH.

Menurut saya, mungkin gerakannya saja yang berlebihan kalau tujuannya untuk menggambarkan tokoh penting seperti Raja Asoka dengan pacarnya itu. Lain halnya kalau hal tersebut dipertontonkan dalam cerita pria-wanita biasa.

Sedikit mengenai Raja Ashoka (Anda dapat melihat tiang-tiang tanda Ashoka pernah mengunjungi tempat2 suci Buddhis di Blog ini dalam Label "Photos: India")

Seperti yang dituturkan dalam Sejarah, "Ashoka The Great" ini terlahir dengan nama: Asok Bindusara Maurya. Karena itu disebut Kaisar Maurya. Julukannya banyak, antara lain Dhammarakhit, Dharmarajika, Magadhrajan, Aryashokm Dhammashok dll.

Lahir tahun 304 sebelum Masehi di Pataliputra, Patna. Ayahnya Raja Bindusara dan ibunya Rani Dharma. Ashoka wafat pada usia 72 tahun.. Abu kremasinya disebar di Sungai Gangga dan Varanasi (Benares, nama pada jaman Sang Buddha).

Ia memiliki Permaisuri bernama Maharani Devi, dan 4 orang istri yang masing-masing namanya didahului oleh julukan "Rani":
Rani Tishyaraksha,
Rani Padmavati,
Rani Kaurwaki (Rani Kaurwaki inilah yang diperankan oleh Kareena Kapoor yang sexy dalam film Ashoka).


Anak-anaknya adalah Mahinda, Sanghamitta, Teevala, dan Kunala.

Ashoka berkuasa atas hampir seluruh India yang sekarang ini hingga Pakistan, Afganistan, Bangladesh, Assam, Karnataka, hingga ke Kalingga (tempat Rani Kaurwaki berasal). Pusat kekuasaanya adalah Magadha (sekarang bernama Bihar, di utara India)

Setelah memeluk agama Buddha, sifat keras dan kejamnya berubah total menjadi lembut, penuh cinta kasih, toleran, dan juga berhenti makan daging menjadi vegetarian.

"Ashoka" sendiri berarti "Tanpa Kesedihan".
Ibunya bernama Dharma, bukan wanita ningrat, walaupun ia adalah anak seorang Brahmana, tetapi tetap dianggap "tidak berkelas"...
Ashoka punya beberapa saudara tiri dari istri-istri ayahnya yang lain, dan satu adik seibu yaitu Vitthasoka.

Ashoka menjadi kesayangan kakeknya, Chandragupta Maurya, yang meninggalkan istana untuk menjalankan kehidupan spiritualnya. Alkisah, ketika Chandragupta melemparkan pedangnya sebagai tanda bahwa ia akan memulai kehidupan relijiusnya, Ashoka menemukan pedang itu dan menyimpannya dengan baik padahal sang kakek sudah melarangnya.

Masa mudanya, dikisahkan bahwa ia seorang pemuda yang kasar, nakal, pemburu binatang yang tak kenal kasihan. Banyak yang mengatakan ia seorang "Ksatria" namum julukan ini tampaknya kurang tepat karena seoroang ksatria tidak akan membunuh dengan semena-mena walaupun yang dibunuh adalah binatang.




Konon ia pernah membunuh seekor singa hanya dengan bantuan sebatang kayu, juga "menghabisi" sekelompok orang bersenjata dengan tangan kosong! Ia terkenal mahir menggunakan pedang. Diperkirakan ia juga membunuh saudara-saudaranya yang dianggap menghalangi usahanya menduduki singgasana raja.

Kakak tiri tertua, Susima, sebenarnya dipersiapkan oleh sang ayah untuk menggantikan dirinya setelah ia turun takhta. Tetapi Ashoka tidak menyukai gagasan itu karena menurut tradisi, yang menempati urutan teratas sebagai calon pengganti raja adalah putra kandung raja dari istri pertamanya (permaisuri) sedangkan Susima walaupun anak tertua tetapi ia adalah putra dari istri kedua raja.

Kisah selanjutnya, ia berusaha membunuh Susima, tapi tidak berhasil. Akhirnya karena tingkahnya yang brutal itu, ia dikucilkan ke Kalinga, sebuah negara jajahan kecil dimana kemudian ia jatuh cinta pada Kaurwaki, seorang wanita desa itu.

Setelah dua tahun dalam pengasingan, tiba-tiba ayahnya memanggilnya untuk membantu perang yang sedang berlangsung. Ia terluka. Oleh beberapa bhiksu dan perawat, ia disembunyikan dari pengikut setia kakaknya, Susima, yang dibunuh. Ia dirawat dengan baik oleh para bhiksu dan perawat. Di situlah pertama kali ia belajar agama Buddha. Saat itu jugalah dia jatuh cinta pada Devi, perawat utamanya.

Setelah dirinya sembuh, Asoka menikahi Devi yang seorang Buddhis. Raja Bindusara tidak berkenan anaknya menikahi seorang Buddhis, dan tidak mengijinkannya tinggal di Pataliputra. Maka raja mengirimnya ke Ujjain, tempat dia berperang sebelum terluka. Di sana ia diberi kekuasaan oleh ayahnya.

Dari pernikahan itu, Ashoka mendapat seorang putra, sementara Raja Bindusara wafat. Beredarnya berita tentang kelahiran anak pertama Asoka yang disebut-sebut berhak mewarisi tahta kerajaan, Susima bermaksud membunuh anak itu. Konon ia mengirim seorang pembunuh untuk membunuh Devi dan bayinya. Tetapi malang bagi si pembunuh, bukannya Devi yang terbunuh tetapi ibu Ashoka.

Kemarahan Ashoka terpicu, dan meledak, hingga ia menyerang Pataliputra dan bagai kerasukan, ia menebas leher semua saudaranya termasuk Susima. Selanjutnya, tubuh mereka
dibuang kedlaam sebuah sumur. Sejak peristiwa itu, banyak yang memberi julukan Chanda Ashoka (dalam bahasa Sangsekerta, Chanda berarti Kejam).

Kehidupan selanjutnya, ia seperti haus perang dan terus menyerbu daerah-daerah yang ingin ditaklukkannya, sehingga ia mendapat julukan Chandashok.

Suatu hari seusai perang, Ashoka berkeliling kota. Ia melihat banyak rumah hancur dan mayat dimana-mana. Hal ini tiba-tiba saja membuatnya sangat muak dan berteriak. Inilah kata-kata yang diucapkannya sebagai monolog yang amat terkenal di kalangan ahli sejarah:

"Apa yang sudah kulakukan? Inikah kemenangan? Kalau begitu bukan main penaklukan ini terjadi! Ini kemenangan atau kekalahan! Ini adil atau tidak!! Inikah yang disebut pemberani atau pengecut! Seorang pemberanikah aku yang membunuh anak-anak dan wanita tak berdosa? Aku melakukannya untuk memperluas kekuasaan demi kemakmuran, atau menghancurkan kesejahteraan kerajaan lain? Istri kehilangan suami, anak kehilangan ayah, ibu kehilangan anak, calon ibu kehilangan bayi yang tidak akan pernah lahir ... Apa aryinya serpihan mayat ini? Tanda kemenangankah atau kekalahan? Apakah burung-burung pemakan bangkai ini, gagak, dan rajawali yang datang adalah pengabar kematian? Apa yang sudah kulakukan! Apa yang sudah kulakukan!"

Kekejian penaklukan ini pada akhirnya membuatnya memeluk agama Buddha dan ia memakai jabatannya untuk mempromosikan falsafah yang masih relatif baru ini sampai dikenal di mana-mana, sejauh Roma dan Mesir. Sejak saat itu Asoka, yang sebelumnya dikenal sebagai “Asoka yang kejam” (Canda Asoka) mulai dikenal sebagai sang “Asoka yang Saleh” (Dharmasoka).

Selanjutnya ia menyapa rakyatnya dengan sebutan "Anak-anakku", dan mereka menyebutnya Piyadasi yang artinya Berparas Baik, dan Yang Diberkati Oleh Para Dewa.

Kata-kata Asoka sendiri seperti yang tertera pada piagam-piagamnya adalah:

"Semua orang adalah anakku. Aku seperti ayah mereka. Seperti seorang ayah menginginkan kebaikan dan kebahagian untuk anaknya, aku ingin supaya semua orang selalu bahagia."

Asoka mempunyai banyak selir dan anak, namun anak yang kita kenal adalah si kembar dari Devi: Mahinda dan Sanghamitta. Kedua anak inilah yang dipercayakan oleh ayahnya untuk turut menyebarkan agama Buddha hingga ke negara-nagara Asia, Mesir dan Yunani.

Kembali ke film Shahrukh Khan ini, kabarnya untuk membuat film ini, didatangkan 800 ekor gajah yang digunakan untuk adegan perang. Dan Shahrukh Khan sendiri dituntut untuk menaikkan bobot tubuhnya guna mendapatkan profil Raja Ashoka yang "gemuk", kuat dan terlihat "makmur".

Lagu-lagu di bawah ini adalah yang terdapat dalam film. Nikmati YouTube -nya dengan Internet Explorer.




San Sanana



(Hema Sardesai and Alka Yagnik)

--FEMALE--
Tak ta tak ta tak, tik thai
Tak ta tak ta tak, mm hm
San sanana nan, san sanana nan - 2
Tak ta tak ta tak, tik thai
Tak ta tak ta tak, tak tak
Tak ta tak ta tak, tik thai, tak tak

(San sanana nana, san sanana nan
Jaa jaa re jaa re jaa re, jaa re pawan) - 2
Mere jaisa dhoondke laa mera sajan
San sanana nana, san sanana nan
Jaa jaa re jaa re jaa re, jaa re pawan

Aisa kahin koi nahin - 2
Aisa ho to shaayad main kar loon milan - 2
Jaa jaa, jaa re pawan, jaa re pawan

San sanana nana, san sanana nan
Jaa jaa re jaa re jaa re, jaa re pawan
Aakaash hai koi prem kavi
Main uski likhi kavita
Oh, aakaash hai koi prem kavi
Main uski likhi kavita
Mere jaisa koi nahin aaya jag mein yug beeta
Chhoo na sake koi mujhe - 2
Chhoo le to haai lag jaaye aggan - 2
Jaa jaa re jaa, jaa re pawan, jaa re pawan

San sanana nana, san sanana nan
Jaa jaa re jaa re jaa re, jaa re pawan
Yea yea yea yea, yea yea yea yea
Main aap hi apni premika
Main aap hi apni saheli
Haan, main aap hi apni premika
Main aap hi apni saheli
Aur nahin koi apne jaise, bas main ek akeli
Main aaoon to, main jaaoon to - 2
Mujhko dekhe jhuk ke gagan - 2
Jaa jaa, jaa re pawan, jaa re pawan

San sanana nana, san sanana nan
Jaa jaa re jaa re jaa re, jaa re pawan
Mere jaisa dhoondke laa mera sajan
(San sanana nana, san sanana nan
Jaa jaa re jaa re jaa re, jaa re pawan) - 2




http://www.youtube.com/watch?v=sr_25p7xAVg&feature=related






Roshni Se


--MALE--
(Roshni se bhare bhare
Bhare bhare naina tere) - 2
Chhooke bole na chhoona mujhe - 2

--FEMALE--
(Sapnon se bhare bhare
Bhare bhare naina tere) - 2
Chhooke bole na chhoona mujhe - 2

--MALE--
Dhoonda hai dhoonda hai tujhe
Aakaash upar tale
Shaayad kisi badri mein
Lipti hui tu mile

--FEMALE--
Aah, dhoonda hai dhoonda hai tujhe
Aakaash upar tale
Shaayad kisi nadiya pe
Chalta hua tu mile

--MALE--
Roshni se bhare bhare
Bhare bhare naina tere

--FEMALE--
Chhooke bole na chhoona mujhe

--MALE--
Chhooke bole na chhoona mujhe
Maine samay rok ke
Tera pataa poochha hai
Mili nadi se kehke
Saagar tale dhoonda hai

--FEMALE--
Haan, lehron pe chalte hue
Paani ke phan chhoote hai
Jaise tere haath ho
Mera yeh tan chhoote hai

--MALE--
Roshni se bhare bhare
Bhare bhare naina tere

--FEMALE--
Chhooke bole na chhoona mujhe
Sapnon se bhare bhare
Bhare bhare naina tere
--MALE--

Chhooke bole na chhoona mujhe

--FEMALE--
Chhooke bole na chhoona mujhe


Lyrics Source:
Bollywood Lyrics

Rangkuman dari berbagai sumber

http://www.youtube.com/watch?v=Akj8kD83ibY&feature=related



Tidak ada komentar: