01 Maret, 2009


Stone Inlay Table Tops
Seni "Mughal"



Daun meja marmer bertahtakan berbagai macam
batu hias yang dibuat dengan
ketetampilan dan tingkat ketelitian
serta akurasi yang amat tinggi.


Kebetulan saja, karma baik membawa saya ke suatu tempat bernama Agra, India.

Begitu kaya dengan hasil seni. Salah satu yang menonjol dan sangat populer adalah Seni "Mughal", seni yang dihasilkan oleh tangan-tangan terampil yang menanam berbagai jenis batu semi-permata seperti: malachite, mutiara, agnate, batu-batu semi permata Itali dsb, ke dalam lempengan marmer, baik yang polos putih, hitam atau yang agak sedikit bermotif.

Pada beberapa desain, sehelai kelopak bunga, misalnya, memiliki 200 batu semi-permata ini yang di tanam ke dalam marmer di mana desain bunga dibentuk.


Luar biasa keterampilan dan ketelitian mereka yang membuatnya!

Penggosokan batu semi-permata
yang akan digunakan
dengan alat yang cukup sederhana.



Seni ini diturunkan oleh nenek-moyang mereka, yaitu para pengrajin di jaman pembuatan Taj Mahal dan Fatehpur Sikri. Sekarang ini, keturunannya melanjutkan seni tersebut dan desain yang mereka ciptakan juga semakin beraneka ragam.



Permintaan pasar dunia membuat pengrajin benda seni ini hidup terus.


Taj Mahal dan Fatehpur Sikri adalah dua bangunan yang menggunakan seni ini, yang unik dan eksklusif.

Daun meja bertahtakan batu semi-permata ini dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran serta desain tentunya sesuai dengan berbagai peruntukannya, bisa meja makan, meja kecil tempat minum teh/kopi, meja tamu, meja sudut, meja kantor untuk rapat, bahkan meja untuk bermain catur yang tentu saja motifnya adalah motif papan catur, dll.

Setelah memanjakan mata melihat-lihat daun meja yang indah-indah dan mahal itu, tiba-tiba saja saya melihat ruangan berisi berbagai patung dan benda hias lain yang juga dibuat dalam seni Mughal ini.

Saya kagum pada sebuah patung Buddha terbuat dari marmer hitam, dengan tubuh berhiaskan berbagai macam batuan cantik. Seolah tahu akan rasa kagum saya, my dear hubby serta-merta menawarkan apakah saya ingin membawa Buddha cantik itu ke rumah kami...




So pasti saya jawab mau!! Padahal harganya cukup mahal, dan cukup berat!! Bagaimana nanti mengemas dan membawanya ke Indonesia melalui New Delhi Airport yang sibuk dan ketat itu, adalah hal yang tampaknya bisa dipikirkan kemudian!

Akhirnya lolos juga patung ini. Dan sekarang sudah menempati rumah kami selama hampir 6 tahun! Setiap kali memandangnya, bukan hanya saya bersyukur bisa memilikinya, dan mengingatkan saya akan ajaran-ajaran Sang Buddha, tetapi juga tak pernah berhenti mengagumi tangan terampil orang Agra yang membuat seni "Inlay" permata Mughal ini...



Tidak ada komentar: