31 Januari, 2009


Ayam Bekakak




Sedang teringat masa kecil, ketika saya melihat ibu membuat Ayam Bekakak untuk keperluan "slametan", baik slametan yang berhubungan dengan "syukuran" atas sesuatu yang sudah dicapai atau didapat, ataupun yang berhubungan dengan ritual tradisi keluarga.

Biasanya dibuat "plain", tetapi sering juga dibuat dengan memperkaya bumbu.

Bahan:

1 ekor ayam (sebaiknya ayam buras - Kalau menggunakan ayam ras, buang kulit dan lemaknya. Kalau suka, biarkan utuh kepala ayam sampai dengan cekernya. Belah membujur hingga dada ayam terbuka. Agar lebih terbuka, telungkupkan ayam, lalu tekan bagian tengahnya. Lumuri dengan air jeruk nipis dan garam, Semat dengan tusukan sate agar ayam tidak melengkung ketika dibakar). Biarkan kira-kira 1 jam.

2 atau 3 sdm minyak sayur (jangan pakai minyak jelantah)
3 batang serai, memarkan
5 lembar daun jeruk purut segar, sobek-sobek
400 ml santan kental dari sebuah kelapa tua
1 liter santan encer
larutan asam jawa (sesuai selera)

Bumbu Haluskan:
8 butir bawang merah
2 siung bawang putih
5 cabe merah, buang biji
8 butir kemiri
1 potong kunyit (kira-kira 4 atau 5 cm)
2 sdm ketumbar sangan, haluskan dan saring
Dua iris lengkuas
Dua iris jahe
Garam dan Gula merah sesuai selera

Bara api untuk memanggang

Cara Membuat:
1. Tumis bumbu halus dengan serai dan daun purut hingga tercium aromanya.
2. Masukkan santan encer. Biarkan emndidih dengan api kecil saja hingga agak mengental.
3. Masukkan ayam yang telah disemat lidi. Masak terus hingga sebagian kuah terserap ayam.
4. Masukkan santan kental, teruskan memasak hingga ayam benar-benar matang.
5. Panggang ayam di atas bara api, balik-balik sambil mengoleskan sisa bumbu pada ayam.

Sajikan selagi hangat dan harum dengan sambal bajak atau samblas terasi dan lalapan.

Tidak ada komentar: