14 Desember, 2008

Agra: Taj Mahal


Cinta yang Tak Pernah Luntur
Terbawa Hingga Kubur



Mumtaz yang berarti Permata Istana adalah nama yang diberikan Shah Jahan kepada istri ketiga kesayangannya: Arjumand Banu Begu. Ia dinikahi oleh Shah Jahan ketika masih berusia 19 tahun setelah sang Kaisar jatuh cinta pada Arjumand kecil yang masih berusia 14 tahun, namun harus menunggu 5 tahun kemudian untuk menikahinya. Sejak itu dia mendapat julukan Mumtaz Mahal yang berarti Permata Istana.


Selama 19 tahun pernikahannya, ia memberikan Shah Jahan 14 orang putra putri (7 di anataranya meninggal dunia), dan ketika melahirkan anak ke 14nya itulah Mumtaz meninggal saat menemani kaisar melakukan perjalanan ke Burhanpur. Untuk sementara jasadnya dimakamkan di sana. Bayi yang dilahirkan terakhir tersebut diberi nama Gauhara Begum.


Dari cerita yang beredar, di ranjang kematiannya itu, Mumtaz meminta Shah Jahan untuk membuatkannya sebuah monumen sebagai lambang cinta mereka berdua, dan Mumtaz memintanya untuk tidak mengawini siapapun setelah ia meninggal. Shah Jahan langsung menyetujui.

Selama setahun masa berkabung, Shah Jahan mengurung diri dalam kepedihan hatinya kehilangan Mumtaz, dan ketika dia muncul di hadapan publik, konon
rambutnya sudah memutih,wajahnya terlihat tua, dan tubuhnya mulai bungkuk.
Tetapi anak perempuan pertamanya yang amat berbakti, bernama Jahanara Begum, banyak menghiburnya.

Jasad Mumtaz kemudian dipindahkan dari Burhanpur ke Agra, di tepian sungai Yamuna yang kemudian menjadi monumen cinta mereka.

Ada dua kisah yang hidup di masyarakat setelah monumen cinta itu berdiri megah:
1. Shah Jahan memotong tangan 20.000 pekerja yang sudah mengerahkan seluruh tenaganya demi terealisasinya impian sang kaisar.
2. Shah Jahan memotong tangan chief architect yang merancang Taj Mahal

Entah mana yang benar, tetapi tujuan Shah Jahan melakukan itu konon agar tidak ada lagi bangunan seindah Taj Mahal yang akan berdiri di kemudian hari...

Ketika Shah Jahan jatuh sakit, salah satu putranya Aurangzeb mengadakan pemberontakan, menjatuhkan ayahnya, dan mengucilkannya ke Agra Fort. Menurut cerita, Shah Jahan begitu merana di dalam pengucilannya, dan hanya dapat memandang Taj Mahal di seberang Agra Port, yang dipisahkan oleh Sungai Yamuna. Shah Jahan akhirnya meninggal dunia dalam tahanan rumah. Jasadnya kemudian dimakamkan berdampingan dengan jasad Mumtaz di Taj Mahal.

Makam asli Shah Jahan dan mumtaz berada di dalam bangunan marmer. Sesuai dengan syarat dalam Islam, bangunan ini serta makamnya tidak diberi hiasan apapun. Sedangkan makam yang bisa dilihat publik pada satu spot di dalam interior Taj Mahal, adalah makam yang bukan sesungguhnya.





**************



Tidak ada komentar: