Ini masakan kuno orang-orang Tionghoa peranakan (orang Malaysia dan Singapur bilang: masakan Nonya Babah).
Kalau tidak memungkinkan ayam dibakar, digoreng dulu juga boleh. Hanya saja wangi "pukang"nya jadi hilang!
Ayam Pukang di keluarga saya biasanya dimakan bersama ketupat. Rasanya, dimakan bersama nasi hangat atau lontong juga tidak kalah nikmatnya!
Pemakaian cabe merah tergantung selera. Saya sendiri lebih suka pedas.
Bahan:
1 ekor ayam kampung (Kalau pakai ayam ras, sebaiknya buang kulitnya, atau diremas dengan cuka dan garam dulu, baru dibilas dan tiriskan)
potong 8 bagian. Marinasi dengan air perasan jeruk nipis dan garam selama 1jam. Panggang di bara arang, asal kering
Bumbu haluskan:
10 buah bawang merah
5 siung bawang putih
8 buah cabe merah
5 buah kemiri
1/2 sdm ketumbar sangan, saring dulu.
Garam, sedikit gula merah (kalau suka)
Memarkan:
1 potong lengkuas
3 batang sereh
Biarkan utuh:
1 lembar asam glugur
beberapa lembar daun salam segar
Dari 1 buah kelapa tua, buat:
1 gelas santan kental
3 gelas santan encer
Minyak goreng untuk menumis.
Cara Membuatnya:
1. Tumis bumbu halus, lengkuas, sereh, asam glugur dan daun salam, hingga harum.
2. Masukkan ayam panggang. Aduk hingga rata.
3. Tuangi santan encer. Timba-timba di atas api sedang, agar tidak pecah santannya. Terus timba hingga mendidih rata
4. Setelah ayam matang, masukkan santan kental. Aduk kembali hingga mendidih.
5. Sajikan dengan ketupat, lontong atau nasi.
(8 porsi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar